Berita Kampus

Nilai Rupiah Turun, Gubernur FEB: Saya Kecewa

Pendapat Gubernur FEB terhadap menaiknya nilai tukar rupiah terhadap dollar

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Pada beberapa waktu belakangan ini, kita mulai melihat bahwa mata uang dollar menguat dihadapan beberapa mata uang negara berkembang lainnya termasuk mata uang Indonesia yakni rupiah. Pada awal tahun 2018, rupiah terkadang selalu melemah hingga pada awal September sudah tembus ke angka Rp15.000 per 1 Dollar Amerika.

Melemahnya rupiah mampu menimbulkan beberapa dampak, seperti harga beberapa kebutuhan komoditas serta BBM akan naik. Segala cara dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk kembali menguatkan rupiah.

Meski Rupiah terus melemah, tetapi Indonesia masih aman dari krisis dikarenakan Indonesia masih mampu bertahan dibandingkan negara-negara berkembang yang mendapat ancaman dari menguatnya Dollar Amerika dengan beberapa mata uang negara berkembang.

Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Freijae Rakasiwi atau yang lebih akrab disapa Pije menganggap kekecewaannya atas melemahnya Rupiah dan mengkhawatirkan akan berdampak pada kondisi ekonomi di Indonesia.

“Kalau melihat rupiah yang kembali melemah hari ini, tanggapan saya pribadi tentu jelas-jelas kecewa dan mengkhawatirkan dengan kondisi ekonomi kita. Meskipun fundamental kita tidak selemah di 1998 namun faktanya adalah kondisi keuangan hari ini, kondisi ekonomi kita memang beda. Tapi yang jelas untuk rupiah melemah ini karena banyak faktor dan tentu ini merupakan lampu merah buat perekonomian kita, seperti itu” jelasnya.

Melihat pelemahan rupiah yang terus melemah hingga sekarang ini, Pije memprediksikan Rupiah akan terus melemah hingga menembus Rp16.000 sampai Rp17.000 per Dolar Amerika hingga akhir tahun apabila pemerintah tidak berusaha semaksimal mungkin untuk menguatkannya kembali.

“Prediksi saya, sampai akhir tahun ataupun di bulan September ini kemungkinan besar Rupiah akan menembus sampai 16 ribu atau 17 ribu. Kalau melihat suku bunga acuan kita seperti ini, kalau melihat kinerja pemerintah masih seperti ini otomatis rupiah bakal sampai prediksi saya, begitu”. Pungkas Pije.

Namun, ada beberapa kejanggalan yang membuat rupiah terus melemah hingga saat ini terutama di sektor ekspor dan impor. Pije menjelaskan bahwa ekspor barang dari dalam negeri melemah dibandingkan impor barang dari luar negeri sehingga walau pun pemerintah sedang giat ekspor barang ke luar negeri.

Pije juga menambahkan barang-barang produksi dalam negeri tersebut berasal dari barang impor yang dimana akan menambah produktivitas di pasar domestik. Tetapi disisi lain, akibat hal tersebut daya masyarakat akan membeli barang akan menurun dan berdampak pada produktivitas yang juga ikut menurun.

“Itu bukan ekspor tapi impor yang meningkat, ekspor kita tidak terlalu meningkat gitu. Tapi dengan catatan gini, dari pemerintahan juga mencoba semaksimal mungkin dengan cadangan devisa Rp118 miliar. Meskipun anjlok jauh sekali, tapi saya yakin dan percaya usaha-usaha kecil menengah (UMKM) terus pengusaha-pengusaha kita bisa meningkatkan ekspor kita.“Jelas Pije.

Menurutnya Ini adalah kesempatan besar yang dimiliki Indonesia. Meskipun disisi lain, kita juga harus memperhatikan kondisi keuangan negara dan kondisi nilai tukar rupiah terhadap Dollar. Jika kita menjual menggunakan Dollar, otomatis juga rupiah akan semakin mahal. Maka dari itu,  pengeluaran Indonesia menjadi semakin membengkak seperti ini.

Dibalik kejanggalan atas melemahnya rupiah terhadap Dollar Amerika, Pije menambahkan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan secara individu sebelum pemerintah mengambil langkah untuk menguatkan mata uang rupiah terhadap Dollar Amerika.

“Pertama, mendorong UMKM untuk bisa mengekspor barang-barangnya dan bisa meningkatkan produktivitas pasar domestik karena itu menjadi salah satu faktor internal. Pasar domestik di Indonesia sangat kurang sekali, sehingga impor dan ekspor kita itu jauh sekali sehingga neraca berjalan kita itu defisit tiga persen. Makanya ini menjadi salah satu hal yang kita harus perhatikan yang utama. Kedua, kita juga mendorong kepada masyarakat tentu upaya kita ya pribadi mendorong kepada masyarakat untuk selalu senantiasa menggunakan barang-barang dalam negeri, itu bisa menekan nilai tukar rupiah. Yang ketiga kami akan mencoba mendorong teman-teman atau pengusaha yang mempunyai Dollar segera tukarkan kepada rupiah, karena itu tadi itu yang menyebabkan rupiah kita akan semakin menguat dengan cara pengusaha-pengusaha kita yang punyai Dollar tentu harus menukarkannya ke rupiah” tambahnya.

Setelah langkah individual dilakukan untuk menguatkan rupiah, Pije juga berharap pemerintah bisa  menguatkan rupiah kembali. Tetapi Pije juga berharap masyarakat juga bisa membantu dengan mengurangi pembelian dan pemakaian barang impor dan mengurangi kebijakan membayar menggunakan uang tunai.

“Kalau kita harapkan saya yang pertama adalah kurangi konsumsi barang-barang impor, itu yang pertama. Yang kedua adalah mengurangi kebijakan membayar dengan uang tunai seperti di siaran pers release BEM FEB Unmul ya... kita mencoba untuk bisa mengurangi kebijakan tunai. Dan yang ketiga adalah harapan saya pemerintah harus memperhatikan hutang luar negeri kita dan mematikan cadangan devisa kita dengan cara meningkatkan ekspor di dalam negeri, itu sih” pungkasnya. (anm/sii/gia/fqh)



Kolom Komentar

Share this article