Berita Kampus

MU-EPT Online, Solusi Selama Pandemi

Kabar MUEPT online.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Christnina.

SKETSA – Sebagai salah satu persyaratan kelulusan, Mulawarman Univesity English Proficiency Test (MU-EPT) hadir sebagai pengganti Test of English as a Foreign Language (TOEFL) bagi mahasiswa Unmul. Meski pandemi masih berlangsung, hal ini tak menghentikan pelaksanaan MU-EPT. Berlangsung secara online, pilihan ini dibuat agar mahasiswa yang ingin melakukan pendadaran tidak tertunda.

Kepada Sketsa, Noor Rachmawaty mewakili Kepala UPT. Balai Bahasa Unmul menyebutkan bahwa pelaksanaan MU-EPT secara online adalah arahan dari Wakil Rektor I Bidang Akademik, Mustofa Agung Sardjono untuk membantu mahasiswa untuk tetap lulus tepat waktu. Apabila MU-EPT ditunda, maka seluruh masa studi mahasiswa akan lebih lama sehingga waktu untuk lulus tepat waktu akan ikut terundur.

“Agar pelayanan tetap berjalan, kita melaksanakan MU-EPT secara online karena menyesuaikan kondisi saat ini. Karena tidak memungkinkan untuk dilaksanakan secara paper based test karena harus mengumpulkan orang. Tindakan ini juga sebagai upaya patuh peraturan pemerintah tapi tetap menjalankan program kerja yang ada,” paparnya, Selasa (19/5) lalu.

Adapun persyaratan pelaksanaan MU-EPT online bagi peserta, yakni harus memiliki surat keterangan akan melaksanakan pendadaran dari akademik—bagi yang ingin pendadaran—foto surat keterangan lulus bagi calon wisudawan, dan sudah melakukan pembayaran online di bank. Untuk melakukan pembayaran, mahasiswa dapat mendaftar terlebih dahulu di website UPT Balai Bahasa, maka mahasiswa akan mendapatkan nomor billing untuk pembayaran.

Kemudian, mahasiswa diharapkan telah membuat akun di aplikasi Geschool. Aplikasi berbasis web ini memiliki kemiripan dengan Mulawarman Online Learning System (MOLS) dengan fitur-fitur yang berbeda. Bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan proses pendaftaran dan pembayaran, dapat menghubungi narahubung melalui WhatsApp untuk melakukan validasi dan menetapkan jadwal. Pada tahap ini, mahasiswa akan dimasukkan dalam grup Whatsapp dan kemudian mendapatkan pembagian jadwal hingga pembimbingan terkait pelaksanaan MU-EPT.

“Diadakan tryout di internet. Lebih kepada uji coba terhadap mekanisme atau pelaksanaan teknis dari MU-EPT dengan tryout teknis,” sebutnya.

Adapun beberapa kendala seperti salah validasi dan perangkat online yang tidak memadai serta masalah jaringan menjadi hal-hal yang perlu diperhatikan mahasiswa saat ingin mengikuti MU-EPT. Selain itu, ia menyarankan agar mahasiswa mempersiapkan diri untuk tes sehari sebelum pelaksanaan agar tidak mengalami kepanikan dan mengantisipasi kendala jaringan dan perangkat selama ujian berlangsung..

“Namun, mahasiswa yang mengalami kendala, selama sebelum mengerjakan soal ujian mereka bisa diundur,” jelas Noor.

Parameter keberhasilan MU-EPT online ini juga tidak luput dari kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan tes. Sejauh ini, UPT. Balai Bahasa Unmul hanya melakukan pengawasan melalui controller yang dapat mengontrol berapa soal yang telah dijawab oleh mahasiswa. “Dari pihak Balai Bahasa mengharapka kejujuran mahasiswa pada pengerjaan MU-EPT online ini.”

Berdasarkan hasil ujian MU-EPT yang dilaksanakan sebelumnya, terdapat 30 persen peserta yang tidak lulus. Noor menganggap bahwa hal ini wajar dan mahasiswa terbilang jujur dalam menjawab tes yang disuguhkan. Kini, pihak Balai Bahasa telah menambahkan sistem baru untuk mengawasi jalannya ujian, yakni menggunakan media telekonferensi.

“Ada perubahan di mekanisme pelaksanaan MU-EPT online. saat ini sudah ditambahkan dengan penggunaan Zoom,” tambah Noor, saat kembali dihubungi Sketsa (30/6).

Peserta MU-EPT Online

Herman Mansa, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) 2014 ini aadalah salah satu peserta MU-EPT online. Sebelumnya, ia mendengar bahwa tes TOEFL akan ditunda sementara waktu, sehingga ia akan terlambat dalam mengurus pendadaran. Atas masukan dari teman-temannya, Herman kemudian mencoba untuk mengikuti MU-EPT. Diakuinya, pada awalnya ia tak mengetahui adanya MU-EPT yang dilaksanakan oleh UPT. Balai Bahasa dan sempat bingung dengan prosesnya.

“Awalnya bingung bagaimana tes online MU-EPT. Kukira TOEFL itu sama seperti MU-EPT, ternyata bisa menjadi berkas untuk pendadaran. Jadi langsung saya tanya bagaimana cara mengurusnya,” jelasnya, Rabu (17/6).

Menggunakan sistem tes secara daring, Herman menyebut bahwa pelaksanaan tes cukup mudah dan tidak memakan banyak waktu meski harus melewati beberapa prosedur yang telah ditetapkan. Seperti membuat akun Geschool kemudian membayar tes untuk proses registrasi, dan masuk dalam grup khusus MU-EPT. Adapun perangkat seperti ponsel dan laptop menjadi pilihan ketika akan melakukan tes. Meski begitu, tak sedikit kendala yang dialami saat tes berlangsung, terlebih bagi mereka yang menggunakan ponsel.

“Kasihan untuk teman-teman yang tesnya menggunakan HP dan terkendala jaringan. Karena MU-EPT ini butuh spesifikasi tertentu gitu. Untuk device yang harus Windows 10 lah, harus ini. Kan tidak semua teman-teman dapat memenuhi spesifikasi atau device yang sudah ditentukan,” jelas Herman.

Tak jauh berbeda dengan Herman, Rizka Melda Sari mahasiswa FIB 2015 awalnya juga mencari informasi tentang tes TOEFL. Namun, ia hanya menemukan pendaftaran MU-EPT online, sehingga Rizka memutuskan untuk mendaftar.

“Jadi awal mulanya tuh saya dikasih tahu teman kalau ternyata ada TOEFL online. setelah saya cari tahu, adanya cuma MU-EPT online aja, TOEFL-nya belum dibuka,” papar Rizka, Kamis (18/6).

Bagi Rizka, pelaksanaan MU-EPT yang dilakukan secara daring membantunya untuk tetap berada di rumah sebab pandemi masih berlangsung. Sayangnya, ia yang mengikuti tes menggunakan ponsel, seringkali mengalami kendala pada laman tes yang sedang dikerjakan. Ini membuatnya sering terkeluar dari aplikasi sementara waktu tes masih tetap berjalan.

“Jadi ini kayak kebuang waktunya gitu buat masuk lagi ke aplikasi terus ngejar lagi untuk ngisi soal yang tertinggal,” kenangnya. (fir/len/rkn/yan/wil)



Kolom Komentar

Share this article