Meresahkan, Oknum Eksibisionis Kembali Beraksi di Unmul
Lagi, oknum eksibisionis muncul di sekitar kampus Gunung Kelua.
- 30 Oct 2019
- Komentar
- 2197 Kali

Ilustrasi Eksibisionis. (Sumber ilustrasi: radardepok.com)
SKETSA – Lagi, oknum eksibisionis muncul di sekitar kampus Gunung Kelua. Sempat terjadi pada Februari 2016 (baca: https://www.sketsaunmul.co/berita-kampus/eksibisionis-cuek-saja-jangan-teriak/baca), kejadian meresahkan tersebut kini kembali terulang. Diduga, sang pelaku sengaja mengitari kampus-kampus dalam melancarkan aksinya. Hal ini tentu membuat lingkungan kampus menjadi tidak aman dan tidak luput menelan korban.
Ditemui Sketsa pada Jumat (25/10), IN, mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 2017 ini mengalami peristiwa tak menyenangkan ini ketika sedang menuju kampus. Ia menuturkan, kejadian tersebut terjadi ketika dirinya sedang mengikuti kegiatan pada Minggu (20/10). Saat itu, IN sedang berkendara bersama temannya. Kemudian, saat akan memasuki lingkungan kampus, mereka berpapasan dengan sang pelaku.
“Pas ada belokan masuk ke FEB, ada cowok. Dia (dari arah) belokan (dekat) rektorat, jadi kami tuh kayak berpapasan. Aku pikir dia di tikungan itu berdiri dekatin kami, berdiri gitu di motor sambil megang motor. Sekalinya, dia (mau) ngeluarin itunya (alat kelamin), jadi aku langsung belok ke FEB,” tukasnya.
Setelah IN menceritakan hal tersebut kepada teman-temannya, ternyata hal serupa juga pernah dialami oleh salah satu teman se-organisasinya, yakni PI. Kepada Sketsa, PI mengaku bahwa dirinya mengalami kejadian meresahkan tersebut sebanyak dua kali. Pertama, ketika dirinya sedang berkendara bersama temannya saat keluar dari wilayah kampus di hari Sabtu. PI kemudian mengambil jalan pintas dan keluar melalui jalan magister ekonomi. Saat itulah, ia bertemu dengan sang pelaku.
“Tiba-tiba dia berdiri, terus kasih liat itu (alat kelamin). Dia pakai helm, dia kayak orang normal gitu. Terus, aku berhenti di persimpangan. Aku kaget, baru pertama kali kayak gitu,” ungkapnya. “Pas aku liat kaca spion karena takut dikejar sama orangnya, orangnya langsung duduk naik motor lagi kayak biasa.”
”Selang berapa minggu, saat jam kuliah tambahan hari Sabtu. Terus ketemu dia lagi. Dengan cara yang sama. Aku ngebut tapi posisinya dia dari rektorat, aku dari BNI. Ternyata ada juga cewek di belakang goncengan, terus juga langsung bingung gitu lihatnya. Padahal pas itu di Magister ada orang kuliah,” lanjutnya.
Senasib, NL, seorang mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) juga mengaku mengalami peristiwa tersebut dua kali. Melalui rekaman via WhatsApp, ia menceritakan bahwa kejadian pertama terjadi saat Unmul sedang merampungkan proyek pembangunan gerbang, sehingga ia dan teman-temannya harus melewati jalan lain untuk pulang. Ketika akan memasuki jalan tersebut, ia melihat seorang laki-laki yang mengarahkan motornya ke tengah jalan, seperti bermaksud untuk mencegat NL dan teman-temannya.
“Sampai di dekatnya dia tuh kayak ngarah ke tengah, kayak mau cegat kita, sampai kayak buka celana mau ngeliatin (alat kelamin), saya (jadi) berpikiran negatif karena (dia) ngeliatin ke kita terus,” katanya. Kali kedua, saat dirinya berkendara sendirian dari kampus selepas kuliah siang. NL kembali bertemu sang pelaku dengan modus yang sama. “Saya lewat, dia kayak ngeliatin saya juga. Jadi saya buang muka, langsung kayak laju-laju gitu. Saya takutnya dia ngejar saya,” ucapnya.
Menurut penuturan mereka, ciri-ciri dari pelaku adalah laki-laki berusia dua puluhan, berkulit gelap, berperawakan kurus, serta menggunakan motor matic.
Keamanan Unmul Menanggapi Isu Eksibisionis
Ditemui Sketsa pada Rabu (30/10), Hasan selaku Kepala Satuan Pengamanan Unmul memberikan tanggapannya mengenai hal ini. Diakuinya, perbaikan jalur masuk dan pembangunan yang sedang dibangun ditujukan untuk mempersempit tindak kriminal di lingkungan kampus. Namun, mengenai kehadiran oknum eksibisionis, ia menyampaikan bahwa dirinya belum mengetahui kasus tersebut.
“Baru ini juga saya dapat kabar dan mendengar. Dulu, sekitar tahun 2007-2008 memang pernah, kita sudah antisipasi. (Dia) laki-laki dengan menggunakan sepeda, dan larinya ke rusunawa,” jelasnya.
Hasan menyebutkan untuk kasus seperti ini biasanya ia terima dari laporan-laporan para mahasiswi yang melewati lingkungan kampus. Kemudian, keamanan kampus akan langsung menindaklanjuti dengan memantau langsung daerah yang menjadi sasaran oknum semacam ini. “Biasanya, lokasi yang dilewati adalah jalur yang sempit dan sepi (di lingkungan kampus).”
Kurangnya personel serta ramainya mahasiswa dan pengguna jalan juga menjadi kesulitan tersendiri bagi keamanan kampus untuk memantau tiap sudut lingkungan kampus sehari-harinya. “Namanya juga ribuan orang, belum mahasiswa, belum juga pengguna jalan. Itulah yang membuat kita susah untuk mengatur sedemikian rupa jumlah keamanan dengan jumlah mahasiswa dan pengguna jalan yang tidak seimbang,” tutupnya. (len/mer/vny/hlm/els)