Kurang Responsif, Mahasiswa Keluhkan Penyaluran Informasi KKN 46
Kurang responsif
Sumber Gambar: kkn.unmul.ac.id
SKETSA - Informasi mengenai KKN menjadi salah satu perhatian besar bagi para mahasiswa yang akan melaksanakannya pada tahun ini. Setelah diputuskan akan berlangsung dengan Kondisi Luar Biasa (KLB), segala informasi resmi atau sekadar desas-desus melingkupi mahasiswa. Oleh karena itu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) sebagai penghelat kegiatan menyediakan narahubung untuk mempermudah mahasiswa mendapatkan informasi.
Pihak LP2M menyediakan tiga kontak yang terdiri dari staf LP2M pada bagian pendaftaran KKN daring dan bantuan teknis pendaftaran. Apabila mahasiswa mengalami masalah yang lebih serius terkait keberlangsungan KKN, maka dapat menghubungi dua kontak yang terdiri dari koordinator KKN.
Dengan adanya narahubung, tentu mahasiswa mengharapkan agar informasi terkait KKN dapat tersalurkan dengan baik sehingga tak terjadi misinformasi yang dapat membuat mahasiswa bingung. Sayangnya, sebagian mahasiswa mengalami kesulitan saat berusaha menghubungi kontak yang tersedia. Putri Ajeng Ngabito, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2017 ini adalah salah satunya.
Dikatakan Ajeng—sapaan akrabnya, awalnya ia mengetahui informasi KKN hanya melalui teman-teman sekelasnya yang meneruskan pesan-pesan berisi informasi yang dianggap valid terkait pendaftaran KKN. Ia juga menyebutkan, selain dari website dirinya tak pernah mendapatkan informasi langsung dari pihak LP2M.
"Nggak pernah sama sekali. Selain karena info KKN ini pas Unmul juga lagi berhenti beroperasi, tapi via media pun aku gak pernah dengar arahan langsung dari LP2M. Bahkan website juga isinya tidak terlalu informatif," ujarnya, Kamis (14/5).
Setelah mempersiapkan proses pendaftaran, ia juga ikut menunggu pemilihan kabupaten pada website resmi KKN 46 seperti mahasiswa lainnya yang berada di gelombang pertama. Tetapi pemilihan tersebut tiba-tiba mengalami penundaan. Diduga, pemilihan akan berlangsung pada tengah malam seperti yang terjadi pada angkatan-angkatan sebelumnya. Karena itulah, dia juga ikut begadang untuk menunggu pemilihan kabupaten. Nyatanya, pemberitahuan terkait penundaan pemilihan kabupaten datang esok paginya.
Penundaan ini telah terjadi sebanyak dua kali. Apabila sesuai jadwal, maka pemilihan akan berlangsung pada 4-9 Mei 2020. Namun, agenda ini diundur menjadi 14 Mei yang kemudian molor kembali menjadi 16 Mei.
Menyikapi hal ini, Ajeng menyayangkan sikap LP2M yang kurang informatif terkait pelaksanaan KKN. Menurutnya, ada beberapa hal yang masih luput disampaikan perihal ini sehingga timbul berbagai desas-desus tak bertanggung jawab yang dapat membuat mahasiswa bingung. "Banyaknya rumor yang beredar tapi gak ada tanggapan juga. Dan waktu pemilihan kabupaten yang gak dijelaskan secara rinci."
"Jadi waktu kayak terbuang sia-sia kasarnya. Kegiatan yang bisa aku lakukan jadi ketunda karena nunggu info yang nggak pasti," sambungnya.
Selain masalah penempatan wilayah, terdapat pula beberapa nama yang muncul dalam Pengumuman Nomor 281/UN17. 41/KL/2020 yang dikeluarkan oleh LP2M sebagai calon mahasiswa KKN yang belum terdaftar di database LP2M. Nama-nama yang tercantum diminta untuk mendaftarkan diri ke program KKN Reguler/Penyetaraan KKN melalui website kkn.unmul.ac.id pada 7-8 Mei lalu.
Pasalnya, beberapa nama yang tercantum telah mengikuti KKN tahun sebelumnya. Seperti yang dialami oleh Rizky Agusma Putra, mahasiswa Ilmu Sosiatri 2016 berikut ini. Ia mengaku tidak tahu mengapa namanya berada pada pengumuman tersebut. "Padahal, Januari aku sudah setorin sertifikatku. Tapi di LP2M nggak terimput. Jadi disuruh kirim ulang," katanya.
Informasi mengenai ini ia dapatkan dari pihak program studi (prodi). Beruntung, pihak terkait turut membantu permasalahan ini sehingga tak menjadi berkepanjangan. Rizky juga menyoroti pemilihan wilayah yang menjadi momok menahun bagi mahasiswa yang akan mengikuti KKN. Berdasarkan pengalamannya, angkatannya juga mengalami penundaan yang menyebabkan ia dan teman-temannya harus bolos perkuliahan.
"Harusnya jam 00.00 dibuka. Kami nungguin itu sampai subuh, belum ada buka. Ternyata, di web ada info jam 7-an dan diundur jadi jam 14.00. Dan jam 1 siang kami ada kuliah. Jadi bolos kuliah semua," tukasnya.
Kejadian ini tentunya harus disikapi dengan tepat oleh LP2M. Sebagai corong informasi terdepan, juga untuk menghindari adanya isu-isu tak jelas terkait pelaksanaan KKN. Seperti yang dialami Ajeng dan kawan-kawannya.
"Semoga setelah pemilihan kabupaten ini, LP2M bisa lebih informatif dalam memberi informasi terkait KKN. Cukup sampai sini aja mahasiswa merasa kalo mereka ‘diambang-ambang’ karena gak jelas," harapnya.
Rizky juga berpesan agar LP2M dapat memberikan informasi lebih cepat agar mahasiswa dapat mempersiapkan diri dengan baik. "Jangan kayak kami lagi yang awal web dibuka jam 00.00 bergadang, malah jadi 14.00 dan pengumuman diundurnya diedarkan pagi," tutupnya. Hingga berita ini diturunkan, pihak LP2M belum dapat dimintai keterangan terkait hal ini. (sii/zar/len/rst/stn/wil)