Berita Kampus

Konsolidasi Prasasti, BEM Sepakat Tolak Militer

Kamis (31/8) lalu, panitia kembali gelar konsolidasi, sayangnya tak sesuai hasil kesepakatan bersama UKM pada pekan sebelumnya (25/8). (Foto: William)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Lima hari tersisa menuju PKKMB universitas yang kini bernama Prasasti Mulawarman itu. Panitia pun telah lakukan konsolidasi terpisah antara BEM Fakultas dan UKM se-Unmul. Berbagai kritikan dan saran diberikan demi lancarnya agenda besar ini.

Lalu, pada Kamis (31/8), panitia kembali gelar konsolidasi, sayangnya tak sesuai hasil kesepakatan bersama UKM pada pekan sebelumnya (25/8). Padahal, para anggota UKM menyarankan, untuk langsungkan konsolidasi besar, mengingat waktu yang tinggal hitung jari itu. 

Dari 14 fakultas, BEM Fakultas yang absen kali itu Kedokteran, Kehutanan, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Hukum, Kesehatan Masyarakat, dan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Meski, kehadiran BEM Fakultas meningkat dari sebelumnya, namun pertemuan tersebut tak berikan hasil yang memuaskan.

Agenda tersebut, menurut BEM Fakultas bukan konsolidasi melainkan sosialisasi, karena sudah ada keputusan panitia dan rektorat terkait konsep Prasasti yang disusun. Panitia pun dihujani kritikan BEM fakultas, sebab konsep yang disusun berbeda dengan yang dibahas sebelumnya. 

Perbedaan mencolok itu seperti, tidak ada pengumpulan maba di lapangan, BEM fakultas hanya sebagai undangan, juga pemateri kuliah umum yang berasal dari militer. 

“Kita ini di dalam kampus loh, jangan sampai ada orang kepolisian, orang Korem (Komando Resor Militer) yang datang," imbuh Fijay Faturrachman, anggota BEM Fakultas Teknik.

Sementara itu, Ketua Panitia Prasasti, Prasetya Agusti menanggapi tidak adanya pengumpulan seperti tahun sebelumnya, dimaksudkan agar maba tak kelelahan saat agenda berlangsung, juga untuk menghemat waktu. 

Terkait pemateri, panitia tak dapat berbuat banyak karena keputusan merujuk kepada rektorat. “Ini di luar kendali Prasasti Mulawarman, panitia pelaksana hanya mengupayakan sebaik mungkin," ujar Prasetya. 

Panitia pun menyadari banyak kendala dan terbatasnya ruang geraknya pada Prasasti Mulawarman ini. Apalagi, waktu tersisa tak banyak lagi, Nur Hariyani Presiden BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu pun menyayangkan lambannya konsolidasi.

"Saat evaluasi sebelumnya tidak diindahkan, ini menjadi catatan utama bagi kami untuk WO (walkout)," tegas perempuan yang akrab disapa Yani itu. 

Padahal, dalam konsolidasi pertama bersama BEM fakultas telah disepakati, mereka akan berada di dalam ruangan hingga pukul 12.00 Wita. Menurut Yani, kepanitiaan Prasasti terlihat tertekan dari atas dan bawah, lantaran BEM KM tak menaungi secara kelembagaan.

Lain lagi dengan Rizaldo, Gubernur BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), yang saat itu belum tahu tentang konten Prasasti, pihaknya pun menginginkan adanya audiensi dengan rektorat. 

Rencananya Senin (4/9) nanti diadakan audiensi bersama rektorat. Namun, hal tersebut belum pasti, karena menunggu kepastian panitia dan perwakilan BEM Fakultas yang hadir.

Saat dikonfirmasi awak Sketsa Jumat (1/9), Regina Gustin Koordinator Humas Prasasti, mengatakan bukan wewenang mereka memediasi pertemuan itu.

“Kalau itu di luar urusan panitia, DPM sama BEM KM yang bisa," ucapnya. 

Sementara hari ini, Sabtu (2/9), konsolidasi kembali diadakan bersama BEM fakultas dan UKM se-Unmul. Dalam konsolidasi tersebut, pihak BEM fakultas sepakat menolak militer masuk kampus. (wil/jdj)



Kolom Komentar

Share this article