Konsolidasi Dadakan di PKKMB: Cekcok dan Pengkhianatan Rektorat
Konsilidasi dadakan digelar di belakang panggung Prasasti Mulawarman. (Sumber: Istimewa)
- 17 Aug 2018
- Komentar
- 2747 Kali
SKETSA – Ketika memasuki waktu istirahat, salat, dan makan sebuah konsilidasi dadakan digelar di belakang panggung Prasasti Mulawarman. Terbatas hanya ada panitia PKKMB, perwakilan setiap unit kegiatan mahasiswa, dan pendamping maba tiap fakultas.
Ketua panitia PKKMB Muhammad Miftahul Mubarok langsung membuka permasalahan. Ia melaporkan bahwa sebelum masuk jam istirahat sempat terjadi cekcok antara panitia PKKMB dengan pendamping maba dari FKIP.
FKIP mendesak agar seluruh mabanya diperbolehkan masuk kembali ke dalam Gor 27 September. Sebab terik matahari menyengat di atas kepala. Belum lagi banyak di antara maba yang tumbang karena tidak tahan dengan cuaca panas.
Sementara panitia memilih bersikeras bahwa gor harus steril karena sesuai rencana gor akan digunakan untuk ibadah salat zuhur.
"Ternyata yang ikut konsol sama yang hari ini mendampingi orangnya beda, makanya jangan enggak ikut konsol tapi sok-sok tahu di lapangan, kasihan juga teman-teman UKM," ungkap Miftah.
Walhasil sebagian maba FKIP itu akhirnya digiring ke sisi gor untuk berteduh. Sementara sebelumnya dua fakultas yaitu Teknik (FT), Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) telah lebih dulu memutuskan untuk menggiring mabanya ke fakultas masing-masing atau memperbolehkan pulang.
Selain mengeluh dengan kinerja dan koordinasi pendamping maba tiap fakultas, Miftah juga mengatakan panasnya hari itu semestinya tidak menjadi alasan bagi fakultas untuk hengkang di tengah acara atau melipir masuk ke dalam Gor 27 September tanpa instruksi dari panitia.
"Maba banyak yang pingsan pun alasannya ada dua, memang dia sakit atau paginya belum makan, itu aja sebenarnya," kata Miftah.
Suara lain juga muncul dari perwakilan UKM. Hadi Cahyo dari Teater Yupa mengatakan walau beberapa fakultas telah menarik diri dari agenda PKKMB, mereka berharap agenda tetap dilanjutkan serta menggiring para maba berteduh di manapun asalkan masih tetap di area agenda.
Miftah kembali dengan menambahkan opsi riil demi kelanjutan acara PKKMB, yaitu tetap melanjutkan kegiatan di lapangan Gor 27 September dengan catatan tidak ada yang masuk ke dalam gor tanpa seizin panitia.
Mengecap Rektor Gagal Mengurus PKKMB
Kecacatan yang terjadi pun tidak sepenuhnya berasal dari pihak fakultas, namun pihak birokrat juga turut andil. Miftah menyatakan BEM KM Unmul akan mengambil komitmen untuk menuntut persoalan di PKKMB kali ini. Sebab Rektor Masjaya dianggap gagal mengurus fakultas dalam menyukseskan kegiatan PKKMB.
Miftah juga merasa ada pengkhianatan yang dilakukan oleh rektorat. Muasalnya karena selepas Rapat Terbuka Senat di dalam gor, alat-alat penunjang seperti speaker blower, speaker, dan mikrofon dibawa pergi oleh petugas rektorat.
Menurut Miftah tindakan ini telah melanggar komitmen yang telah dilakukan antara panitia dan birokrat saat konsolidasi. Sebab birokrat sebetulnya tahu, bila saja hujan turun di hari PKKMB, Rabu (15/8) kemarin, maka acara akan kembali dilanjutkan di dalam Gor 27 September.
"Komitmennya dari rektorat, enggak ada tuh. Kita cari orangnya di dalam enggak ada, kita telepon juga enggak diangkat, kita juga tanya satgas mereka juga enggak tahu katanya itu urusan humas atau perlengkapan," ujarnya.
Selain dari pihak rektorat, pejabat fakultas seperti FISIP dan FT juga memperbolehkan BEM fakultas untuk menarik mabanya agar tidak mengikuti agenda ini. Padahal dari saat konsolidasi sebelum agenda berlangsung wakil dekan FISIP dan FT menyatakan tidak akan menarik diri dari agenda PKKMB.
Namun keadaan berbalik 180 derajat ketika pagi harinya, dua fakultas itulah justru yang menarik diri. Hal ini membuat geram panitia PKKMB yang menilai petinggi rektorat dan fakultas melepas tanggung jawab atas agenda ini.
Presiden BEM KM Unmul Rizaldo juga menyebut karena agenda PKKMB 2018 bersamaan dengan agenda Rapat Senat Terbuka, akibatnya terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan kedua agenda ini. Menurut Rizaldo agenda PKKMB, baik tahun ini ataupun tahun-tahun sebelumnya menunjukkan tanda bahwa Rektor Masjaya gagal mengelola kepemimpinan tingkat fakultas.
Konsolidasi dadakan itu berlangsung hampir satu jam. Setelah musyawarah dan menanyakan kembali komitmen perwakilan fakultas, bahwa mereka menyatakan diri siap untuk bertahan hingga akhir acara. Agenda PKKMB lantas kembali dilanjutkan. UKM-UKM silih berganti memperkenalkan diri, maba pun bertahan hingga acara benar-benar selesai. (cin/fir/gie/wal)