Berita Kampus

Klarifikasi dan Janji Masjaya

Rektor Unmul, Masjaya saat memberikan klarifikasi terkait selisih kas BLU, Jumat (1/3). (Sumber: William)

SKETSA - Mengawali Maret, pagi ini puluhan mahasiswa Unmul berkumpul di depan rektorat melaksanakan aksi. Mengangkat dua kasus besar yang dinilai mencoreng nama baik Unmul, yakni selisih kas Badan Layanan Umum (BLU) yang menyeret Rektor Unmul Masjaya, serta kasus plagiarisme yang terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Awalnya Masjaya ingin menyampaikan klarifikasinya di depan Rektorat Unmul karena sinar matahari pagi itu cukup terik. Namun, mahasiswa tetap memaksa untuk dipindahkan ke halaman parkir Rektorat Unmul karena lokasinya lebih luas dan terbuka, agar seluruh civitas academica Unmul bisa mendengarkan klarifikasi Masjaya.

"Kami tidak takut panas," kata peserta aksi. "Oke, kalau kalian tidak takut panas, ayo!" balas Masjaya.

Selain Masjaya, beberapa jajaran pejabat kampus turun guna memberikan klarifikasi. Di halaman parkir Rektorat Unmul, Masjaya buka suara. Dia didampingi beberapa petinggi kampus, seperti Wakil Rektor I Mustofa Agung Sardjono, Wakil Rektor II Abdunnur, Wakil Rektor III Encik Ahmad Syaifudin, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Amir Masruhim dan Ketua Satuan Pengawas Internal (SPI) Rahmat Soe'oed.

"Bukan mencari kesalahan rektor, tapi ini untuk mencari benang merah masalah pendidikan," ujar Idet Arianto Putra, Gubernur BEM FKIP membuka.

Ia juga mengatakan bahwa pengawalan isu ini dulunya tidak ditindaklanjuti karena beredar di tengah masa pilrek, dan untuk menghindari kesan berat sebelah. Idet kemudian membacakan isi surat kaleng yang sudah beredar, setelah itu Masjaya memberikan klarifikasi.

Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/saling-lempar-selisih-kas-blu/baca

"Informasi memang beredar saat pilrek. Motifnya jelas, tidak menghendaki saya menjadi rektor. Karena seolah-olah kejadiannya (temuan selisih kas) di saat saya menjadi rektor," tegasnya.

Dikatakan Masjaya, saat ini pihaknya diminta oleh kementerian untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Meskipun masalah tersebut terjadi sebelum periode kepemimpinannya, Masjaya merasa punya tanggung jawab menyelesaikan persoalan ini.

"Kejadiannya bukan di masa saya menjadi rektor. Gampang dicari siapa rektornya," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa selisih kas ini telah ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2013. Namun baru tersebar luas akhir tahun lalu. Rp35 miliar juga bukan angka yang sebenarnya, mulanya selisih kas justru lebih besar. Masjaya mengaku, sejak kepemimpinannya hingga kini, selisih kas tersebut sudah jauh berkurang. Bahkan saat ini hanya tersisa sekitar Rp9 miliar.

Lebih lanjut, Masjaya menjelaskan selisih kas ini bermula dari kerja sama kualifikasi guru pada 2010-2011. Tujuannya untuk meningkatkan kualifikasi guru yang belum meraih gelar sarjana. Dalam hal ini, sebanyak 204 dosen Unmul ditugaskan ke berbagai daerah plosok untuk mengajar guru-guru.

"Kenapa ada selisih? Inilah yg sedang di audit oleh SPI, Irjen, dan BPK," ujarnya.

Saat selisih kas ini terjadi, Masjaya kala itu tengah menjabat sebagai Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Manusia, Umum dan Keuangan. Ia juga mengaku sudah lama tahu terkait adanya selisih kas ini, namun dia lebih memilih untuk fokus merampungkan masalah ini. Masjaya juga mengakui sempat terjadi "saling lempar" dalam memberikan keterangan selisih kas karena dia memiliki hubungannya yang kurang baik dengan rektor Unmul sebelumnya, Zamruddin Hasyid.

"Rektor dan jajaran wakil rektor merupakan satu kesatuan. Persoalannya, saya tidak harmonis dengan rektor lama. Saya tahu (adanya selisih kas) tapi tidak punya kewenangan saat itu," jelasnya.

Saat ini, kasus ini tengah dalam tahap penyelesaian. Dosen-dosen yang terlibat dalam kualifikasi dosen di tahun tersebut telah memberikan pernyataan pertanggung jawaban mutlak. Sisa selisih kas Rp9 miliar ditargetkan selesai hingga 2020. Mengingat sudah ada beberapa dosen yang telah meninggal dunia, sehingga penyelesaiannya cukup memakan waktu.

Menagih Akhir Kasus Plagiarisme

Usai menerima klarifikasi soal selisih kas, melalui Dandi Anggoro Aji Presiden BEM FISIP, mempertanyakan penyelesaian kasus plagiarisme yang menyeret petinggi kampus FISIP. Persoalan ini juga turut ditanggapi Masjaya.

"Kita ada beberapa unit atau komisi, kebetulan plagiasi ada di komisi etika, oleh WR III."

Dikatakannya sejauh ini WR III telah melakukan berbagai pertemuan dan sidang. "Rekomendasinya juga sudah sampai di saya. Tapi belum kami pleno dalam bentuk keputusan bersama," terangnya.

Masjaya menegaskan dan berjanji akan menyelesaikan dalam satu bulan ke depan, sesuai dengan permintaan mahasiswa yang melakukan aksi pagi tadi. "Jika tidak selesai 1 April, demo saya lagi," tandasnya.

Aksi tersebut kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Rahmat Soe'oed. Setelah itu peserta aksi perlahan meninggalkan halaman parkir rektorat dan melanjutkan aksi di simpangan Jalan Tanah Grogot, depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). (adl/wil)



Kolom Komentar

Share this article