Berita Kampus

Kesulitan di Dapur Umum Isoman, IKA Unmul Beralih Membagi Sembako

Program Dapur Umum Isoman yang terkendala.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Instagram IKA Unmul

SKETSA - Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu wilayah di luar daerah Jawa dan Bali dengan angka penyebaran Covid-19 yang cukup tinggi. Hal tersebut mendorong Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unmul untuk bergerak dalam membantu masyarakat sekitar yang terkena dampak.

Salah satunya yakni melalui kegiatan dapur umum yang sempat diselenggarakan selama satu minggu pada awal Agustus lalu. Agenda tersebut dilaksanakan mengingat banyaknya permintaan, terutama yang menyasar kepada masyarakat kurang mampu yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman).

Ditemui Sketsa pada Sabtu (28/8) lalu, Ismiati selaku Bendahara Umum IKA Unmul menyampaikan bahwa timnya sempat mengalami kesulitan dengan program Dapur Umum Isoman lantaran sumber daya manusia yang mereka miliki terbatas.

Untuk menyiasati keadaan ini, pihaknya mengganti kegiatan dapur umum menjadi program Gerakan Berbagi Sembako (GEBER). Solusi tersebut rupanya lebih efektif, sebab proses penyalurannya yang singkat. Selain itu, program ini dinilai dapat mewakili kebutuhan harian semua anggota keluarga selama sepekan penuh.

“Karena banyaknya jumlah yang memberikan donasi dan bantuan untuk disalurkan sampai saat ini, maka (IKA Unmul) membuka diri untuk seluruh lembaga sosial,” ungkap Ismi.

Di sisi lain Nur Asyurah, salah satu mahasiswa dari Pembangunan Sosial 2017 mengaku tidak pernah mendengar mengenai kegiatan Dapur Umum Isoman yang diselenggarakan oleh IKA Unmul. Dirinya hanya sempat mendengar bahwa IKA Unmul pernah melangsungkan program pembagian sembako di masa awal pandemi.

“Pernah awal pandemi bagi-bagi sembako, kalau nggak salah ngambilnya di GOR Segiri pakai KTM,” ucap Nur.

Nur berharap, semoga pihak IKA Unmul dapat menyebarkan informasi terkait program-programnya dengan lebih efektif dan komunikatif sehingga dapat diterima dengan baik oleh civitas academica.

“Mungkin bisa dengan cara di-broadcast ke setiap grup mahasiswa yang ada. Nggak cuma lewat Instagram saja, karena nggak semua orang liat Instagram IKA," tutupnya. (hdt/vyn/nkh/len)



Kolom Komentar

Share this article