Berita Kampus

Kesamaan Visi Misi Yani-Jusman Benahi Keresahan di Unmul

Hari ini Pemira BEM KM. Tiada yang tahu siapa yang menang dan siapa yang harus tetap senang. (Sumber foto : Hilda Annisa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Hari ini Pemira BEM KM. Tiada yang tahu siapa yang menang dan siapa yang harus tetap senang.

Berbagai proses dan tahapan telah dilalui hingga akhirnya dua pasangan calon yang ditetapkan maju hingga pemungutan suara hari ini (27/11). Menjadi sosok yang punya peranan besar untuk Unmul nantinya, tak lengkap rasanya jika kita belum mengenal Capres dan Cawapres pertarungan Pemira tahun ini.

Kali ini Sketsa mengangkat profil Paslon nomor urut satu, Nur Hariyani dan Jusman. Yani yang saat itu sedang dalam masa pemulihan pasca kecelakaan tak bisa ditemui, namun Sketsa berkesempatan untuk mewawancarai pasangannya, Jusman.

Ditemui pada Kamis (16/11) lalu, Jusman menceritakan awal mula dirinya kenal dengan Yani. Bertemu dan bergabung dalam satu forum yang sama, akhirnya mengakrabkan keduanya.

"Awalnya dari Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Sebatik (Hipmas). Terlebih saat ada agenda konsolidasi dan audiensi di FISIP, setelah itu kami berteman baik di forum diskusi ” ujarnya.

Saling mengenal satu sama lain dengan cukup baik, Jusman juga sampaikan kesamaan di antara keduanya. Selain berasal dari daerah yang sama, “Kami memiliki kesamaan dalam visi misi, serta keresahan melihat situasi Unmul saat ini,” tuturnya.

Hal ini pula yang menguatkan Jusman untuk maju pada Pemira dan bersanding dengan Yani sebagai Cawapres.

Di mata Jusman, Yani merupakan sosok perempuan kuat dan tangguh, terbukti dengan keberhasilannya membangun kembali BEM FISIP setelah dua tahun lamanya vakum.

Menurutnya, Yani juga merupakan pelopor dalam membangkitkan kembali semangat berorganisasi mahasiswa FISIP.

“Yani itu sangat suka berorganisasi dan diskusi, tapi dia paling tidak suka jika ada orang yang meninggalkan amanah,” ungkapnya.

Ditanya mengenai anggapan miring yang beredar terkait paslon 1, Jusman menanggapinya santai. Ia justru menyarankan untuk mewancarai 10 orang yang mengambil formulir pendaftaran tetapi tidak mengembalikannya.

"Bagi yang menganggap remeh kami, mari bertemu dan adu gagasan demi kemajuan Unmul. Jangan hanya bisa meremehkan dan lempar kritik, tapi tidak bisa sampaikan gagasannya,” tukasnya. (nhh/adl)



Kolom Komentar

Share this article