Berita Kampus

Kecewa, Maba Harap Tak Ada Perpecahan di Prasasti Mendatang

Persembahan Rangkaian Safari Almamater dan Akselerasi Adaptasi (Prasasti) 2017 pada Kamis (7/9) lalu, menutup rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di tingkat universitas. (Foto: Rizky Rachmadiani)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Persembahan Rangkaian Safari Almamater dan Akselerasi Adaptasi (Prasasti) 2017 pada Kamis (7/9) lalu, menutup rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di tingkat universitas.

Namun sayang, acara yang dilaksanakan di GOR 27 September itu, tak dihadiri seluruh maba dan masih dihiasi tradisi lama, walkout-nya sejumlah fakultas. Maba yang tak hadir tersebut dari FISIP dan Hukum. Sedangkan maba fakultas yang sempat walkout yakni Teknik dan FKTI.

Prasasti diisi dua materi, yakni dari Abdul Wahid Maktub, Staf Khusus Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tentang bekerja sama membangun budaya ilmiah. Serta, Komandan Korem (Danrem) 091/ASN Samarinda, Brigjen TNI Irham Waroihan membahas kesadaran bela negara dan wawasan kebangsaan.

Ironinya, terdapat 30 orang maba pingsan dan sakit, lantaran tak tahan dengan suhu ruangan yang panas. Sebagaimana diketahui, fasilitas seperti pendingin ruangan di GOR 27 September masih kurang, dan tak sebanding dengan jumlah para hadirin.

Ditambah lagi, ruang tertutup dan dijaga ketat oleh petugas. Sehingga tidak sembarang orang bisa keluar dan masuk tempat ini.

Sementara di luar GOR, sempat diwarnai aksi tolak militer masuk kampus dari BEM FISIP. (Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/berseberangan-bem-fakultas-sorak-bubarkan-bem-km/baca )

Salah satu maba yang diwawancarai Sketsa, Fani Hadi Eka Saputra mengatakan acara ini agak mengecewakan. Menurut maba Manejemen, FEB ini mestinya Prasasti jadi wadah tepat pengenalan kampus, sekaligus berkenalan dengan maba fakultas lain.

“Tetapi terdapat perpecahahan di dalamnya. Semoga ke depannya tidak seperti ini lagi dan saran saja untuk kakak-kakaknya," ucapnya.

Sementara Iwan Cahya Fitri, maba Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini mengaku awalnya tak ingin ikut PKKMB Universitas.

“Karena, sebelumnya kita sudah kuliah dulu. Ternyata ada event-event dan acara yang seru. Tetapi, cukup capek juga karena dari pagi hingga sore acaranya, serta mahasiswa yang kurang teratur mengikuti acara," keluhnya.

Acara Prasasti, selain diisi hiburan dan materi ada pula parade dan penampilan UKM, serta orasi BEM Fakultas. Lalu, sore harinya maba dikumpulkan di lapangan GOR untuk membentuk konfigurasi. Sebelum beranjak pulang, maba berkesempatan keliling melihat stan berbagai UKM serta pameran alusista oleh Kodam VI/ Mulawarman.

Terpisah, Ketua Panitia Prasasti, Prasetya Agusti mengaku pihaknya telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan aturan yang disepakati meskipun secara teknis ada beberapa kendala. "Secara garis besar, Alhamdulillah sudah sesuai jalur yang ada," ucapnya bersyukur.

Terkait aksi yang terjadi di luar GOR, Pras menganggap hal tersebut  bentuk respons mahasiswa terhadap yang terjadi di universitas. Ia pun turut mengapresiasi aksi berjalan positif, tidak menggangu kegiatan di dalam GOR dan tidak ada kericuhan besar terjadi.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa baru 2017 Universitas Mulawarman yang telah bertahan dan bersama menyukseskan agenda Prasasti Mulawarman 2017," tuturnya. (tia/krv)



Kolom Komentar

Share this article