Berita Kampus

Kampanye Akbar, Luthfi: Dua Paslon Ini Tidak Pantas!

Setelah kemarin (6/11), dua paslon melakukan pencabutan nomor urut, hari ini (7/11) mereka melakukan kampanye akbar. (Foto: Hilda)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Agenda demi agenda dalam timeline Pemira BEM KM Unmul 2018 melenggang begitu saja. Setelah kemarin (6/11), dua paslon melakukan pencabutan nomor urut yang menghasilkan Nurhariyani-Jusman berada di nomor urut 1 dan Rizaldo-Miftah nomor urut 2, hari ini (7/11) mereka melakukan kampanye akbar.

Meski sama-sama dinyatakan tidak lolos verifikasi tahap 1 karena berkas yang diminta masih kurang, keduanya hari ini tampak sama bergairahnya menyuarakan visi, misi, hingga program unggulan jika kelak terpilih.

Berlokasi di halaman gedung Rektorat, sekitar pukul 9.30 Wita, kampanye akbar resmi dibuka. Hadir Presiden BEM KM Unmul Norman Iswahyudi, perangkat kepanitiaan Pemira, dan tim sukses masing-masing paslon yang duduk bersisian di bawah tenda dengan rumbai-rumbai kuning, hitam, dan merah.

"Telah terpilih dua paslon, yang mudah-mudahan mereka lebih hebat daripada saya. BEM KM ini adalah wadah pembelajaran dan saya pun sampai sekarang masih belajar," ucapnya.

Sementara itu, Dwi Luthfi, selaku Ketua Komisi Internal DPM KM Unmul menyampaikan bagaimana upayanya agar Pemira tahun ini berlangsung lebih meriah dengan meningkatkan partisipasi mahasiswa. Ia juga melaporkan perjalanan Pemira sejak masa pendaftaran sampai sekarang.

"Kita ingin Pemira tidak hanya melahirkan pemimpin, tapi juga sukses secara substansi dan prosesnya," kata Luthfi.

Yang cukup mengejutkan, adalah manakala ia menyebut dua paslon yang sekarang berlaga, dua-duanya tidak pantas memimpin BEM KM Unmul. Pernyataan itu terang saja membuat hadirin sontak terdiam.

"Mereka ini tidak pantas untuk Unmul! Sebelum? Sebelum mereka mencintai Universitas Mulawarman. Sebelum berkomitmen mengemban amanat, dan sebelum memahami arti pergerakan," pekiknya.

Sambutan dilanjutkan oleh Ketua KPPR, Wisnu Rian Dani yang mengimbau untuk mengikuti Pemira dengan damai, jujur, dan kondusif. Tak lupa, ia juga memberi ucapan selamat berjuang kepada kedua paslon.

Kampanye akbar dimulai. Pemandu acara menyilakan paslon 1 lebih dulu. Mereka mantap membawa visi: Mewujudkan Partisipasi Mahasiswa Unmul dalam Membangkitkan Gerakan Mahasiswa dan Karya yang Independen dan Progresif’.

“Hari ini, gerakan mahasiswa itu tidak bisa kita maknai dengan gerakan di jalan saja. Gerakan mahasiswa itu tentang bagaimana kita mengimplementasikan Tridarma Perguruan Tinggi. Dengan demikian, kita mengharapkan mahasiswa untuk menghasilkan karya-karya yang independen serta progresif,” jelas Yani.

Dari visi yang disampaikan, mereka kemudian memapar butir-butir misi. Yakni meningkatkan kualitas akademik dan kesejahteraan mahasiswa Unmul, membangun budaya ilmiah berlandaskan Tridarma Perguruan Tinggi, membangun persatuan mahasiswa di tataran kelembagaan mahasiswa Unmul, Kaltim, dan Indonesia, serta menjadi sentrum dalam merespons dinamika sosial politik.

Lalu, pasangan Yani-Jusman mengusung 6 proker unggulan, yaitu Bina Rakyat, Mulawarman Bergerak, Kampus Literasi, Aliansi Persatuan, Pekan Mulawarman, dan Perempuan Mulawarman Menyapa.

Bina Rakyat, dimaksudkan hadir untuk mengembangkan potensi masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan tidak hanya saat KKN. Selanjutnya, Mulawarman Bergerak. Proker ini memfokuskan pada kegiatan advokasi, judikasi, diskusi, dan aksi nyata, serta menjadi wadah edukasi mahasiswa untuk melihat sosok pimpinan dalam orgnanisasi. Kemudian, Kampus Literasi yang diharapkan mampu menumbuhkan semangat literasi yang kian redup zaman kini.

Sedangkan untuk Aliansi Persatuan adalah kelompok yang dirancang untuk mampu bergerak bersama. Pekan Mulawarman proker untuk pengembangan minat bakat, dan yang terakhir, Perempuan Mulawarman Menyapa adalah proker yang berkaitan dengan gender dan keperempuanan serta perhatian untuk kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual di kampus yang selama ini terabaikan.

Matahari semakin meninggi, giliran Rizaldo-Miftah yang ambil posisi. Mereka mengawali kampanye dengan menyebut alasan maju bertarung oleh sebab keresahan.

Aldo mengatakan gerakan mahasiswa saat ini sudah tidak lagi menyertai nilai-nilai dasar dan ideologi yang dulu. Sehingga mereka berniat mengembalikan ideologi yang pro rakyat dan kontra ketidakadilan.

Mengusung gagasan ‘Satu Padu Unmul dalam Aksi Kita,' mereka menilai, rasa cinta terhadap almamater harus ditumbuhkan. Dan itu bisa dari banyak cara, seperti seni, politik, olahraga, dan lain-lain.

Ada empat misi yang diperas dari visi tersebut. Yakni, Kolaborasi Semangat Pengabdian Mahasiswa, Intensif Menjalin Relasi dan Kemitraan, Terpadunya Pelayanan Advokasi Isu, dan Akselarasi Iklim Prestasi Mahasiswa yang Apresiatif.

Tentang bagaimana pengabdian mahasiswa harus terus dijalankan dan menjadi beban otomatis manakala resmi bergelar mahasiswa membuat misi Kolaborasi Semangat Pengabdian Mahasiswa penting adanya.

Selanjutnya, Intensif Menjalin Relasi dan Kemitraan, dimaksudkan untuk merawat iklim relasi yang sudah dibangun Unmul bersama tokoh dan instansi selama ini. Agar Unmul makin gemilang, perlu sokongan dari banyak pihak.

Kemudian, Terpadunya Pelayanan Advokasi Isu. Tentu semua tahu, bagaimana advokasi menjadi jantung di tiap pergerakan mahasiswa. Demikian pula Rizaldo-Miftah. Dan yang terakhir, Akselarasi Iklim Prestasi Mahasiswa yang Apresiatif. Bagi mereka, sedikit mahasiswa yang bangga akan prestasinya karena hanya untuk pribadinya sendiri, tidak merasa diapresiasi oleh lembaga mahasiswa. Maka hadirnya misi ini, diharapkan akan memberikan apresiasi tersendiri bagi mahasiswa yang berprestasi untuk semakin meningkatkan prestasi tersebut.

Melangkah pada program kerja unggulan, Rizaldo-Miftah menawarkan empat proker. Pertama, Prasasti Kita. Proker ini berwujud forum lokakarya, sebuah forum rapat kerja yang menyatukan aspirasi dari fakultas untuk universitas dan mengevaluasi setiap gerakan yang telah dilakoni.

Kedua, Kajian Obrolan Pergerakan dan Advokasi (KOPI) Mulawarman. “KOPI Mulawarman hadir sebagai jawaban untuk merealisasikan jiwa mahasiswa yang saat ini gandrung oleh diskusi dan literasi. KOPI ini wadah mahasiswa untuk bertukar pendapat dan pikiran untuk satu ide dari pergerakan advokasi,“ terang Miftah.

Berikutnya, ada Karya Kita. Di pasangan Yani-Jusman, proker ini dinamai Pekan Mulawarman, hampir senada proker ini dimaksudkan memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan minta bakat. Dan yang terakhir, Olimpiade Mulawarman. Sebuah proker yang menyatukan aspek seni, olahraga, dan ilmiah sebagai proses iklim yang kompetitif di Unmul.

Kampanye berakhir pukul 11. Sayang, mahasiswa umum tak nampak hadir menyaksikan janji-janji calon pemimpinya hari ini. Kursi-kursi itu hanya diisi timses yang beberapa tampak memegang atribut dan selebaran sambil sesekali merekam dan mengambil gambar jagoannya. Pengeras suara yang tidak dalam kondisi baik, diharapkan tetap membuat Pemira sebagai pesta yang pantas dirayakan. (ann/mld/aml)



Kolom Komentar

Share this article