Digusur, KSR Diminta Setor Uang 300 Juta
Kondisi terkini kesekretariatan KSR Unmul yang baru saja dibongkar. (Sumber foto: Istimewa)
SKETSA – Anda agaknya terheran-heran saat melewati jalan depan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Pasalnya, lebih dari sepekan terakhir bangunan berwarna oranye yang merupakan sekretariat UKM Korps Sukarela (KSR) tersebut kini telah rata dengan tanah. Beberapa waktu lalu sebelum ini, KSR memang sempat dikabarkan akan pindah sekre guna melaksanakan amanat pihak rektorat yang diketahui akan menggunakan lahan tersebut untuk membangun gedung perkuliahan.
Namun, waktu itu KSR tetap berdiri dan beraktivitas sebagaimana biasa. Sampai akhirnya, niat pihak rektorat itu tunai sepekan lalu. Walhasil, KSR terpaksa mengalihkan pusat aktivitas keorganisasian mereka ke Gedung Student Center (SC) sebagaimana UKM tataran universitas lainnya
Efek pembongkaran juga langsung terasa. Ukuran sekre yang kini lebih kecil, membuat mereka harus putar otak menyimpan peralatan yang sebenarnya butuh ruang memadai. Belum lagi efektivitas yang dirasa terbatas jika dibanding dengan sekre sebelumnya hingga sejumlah peralatan yang rusak akibat penggusuran.
Ditelusuri, pembongkaran sekretariat KSR adalah langkah awal dari keputusan pihak rektorat untuk membangun gedung laboratorium di atas lahan tersebut.
Adapun, berdasar aspek historis dan lainnya, pihak KSR mengaku tidak begitu saja menerima keputusan tersebut.
“Tentu saja awalnya kami menolak. Sempat beberapa kali kami menyambangi langsung Pak Encik (Wakil Rektor III) bahkan Pak Masjaya (Rektor Unmul), dan mendapat tawaran lahan baru yang resmi. Tapi, hingga sekarang tidak juga terdapat kejelasan,” ujar Ketua KSR Dody Suharlan saat ditemui Sketsa pada Senin (4/12) kemarin.
Baru-baru ini, anggota KSR kembali mendatangi pihak rektorat guna memperoleh kejelasan nasib sekretariat. Namun, bukan solusi yang didapat, mereka malah diminta untuk mengumpulkan Rp300 juta jika ingin memperoleh sekretariat yang memadai.
Diakui Dody, pengumpulan anggaran bukanlah menjadi masalah utama bagi KSR. Mereka lebih membutuhkan kepastian lahan yang terus dijanjikan pihak rektorat.
“Kalau kami mau buat di sembarang tempat sudah dari dulu kami bisa lakukan. Tapi, kami tidak mau karena ingin tempat yang resmi. Kemudian masalah pengumpulan dana, kami hanya merasa konyol, karena awalnya kami yang diberikan win-win solution pengadaan sekretariat, apalagi KSR sendiri membawa nama Unmul untuk menolong masyarakat,” paparnya.
Ditambahkannya, sekretariat KSR di depan FMIPA itu bahkan umurnya jauh lebih tua daripada gedung Student Center. Pun telah banyak melakukan aksi dan pertolongan, termasuk menolong seorang ibu hamil yang mengalami pendarahan beberapa waktu silam. (nis/dan/els)