Cerita Mahasiswi Langganan Peraih Medali di Kejuaraan Tinju: Dari Iseng Berbuah Prestasi
Keisengan mahasiswi Akuntansi FEB Unmul hingga kegigihannya sampai meraih juara di bidang olahraga tinju

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
SKETSA - Unmul punya satu kabar gembira. Satu mahasiswinya meraih prestasi di bidang olahraga. Yakni peraihan Medali Perak dalam Kick Boxing di Kejuaraan Provinsi. Alias olahraga sejenis Tinju dan Muaythai. Annisa Fathina namanya, mahasiswi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unmul Angkatan Tahun 2021 ini langganan mendapat medali perak di berbagai pertandingan. Medali perunggu dan emas pun pernah disabetnya.
Deretan prestasinya, di antaranya peraihan medali perunggu Muaythai Kejuaraan Kota (Kejurkot) pada 2021, medali perak Muaythai Kejurkot 2022, medali emas Tinju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Berau 2022, medali perak Tinju Kejuaraan Provinsi 2023. Hingga medali perak Kick Boxing Seleksi Prov 2023, dan yang terbaru meraih Medali Perak Kick Boxing di Kejuaraan Provinsi.
Mahasiswi yang kerap disapa Caca ini kemudian cerita, kalau segala prestasinya kini diawali dengan keisengan. Iseng yang kemudian berbuah prestasi ketika ditekuninya dengan serius. Bermula dari iseng mendaftar menjadi member di sebuah gym, lalu diajak turnamen.
“Nah dari situ lah capaian ini bermula. Tidak sia-sia perjuangan saya untuk membuahkan prestasi sehingga saya direkrut oleh pengurus Camp Beruang Madu dan itu didukung penuh oleh pelatih saya,” kisahnya kepada Sketsa pada Jumat, (11/8) kemarin.
Ketertarikannya dengan olahraga tinju hingga membuatnya ingin menjadi petinju sudah muncul setelah lulus SMA. Meskipun keinginan itu baru sedikit, dipupuk dengan keinginan punya berprestasi di bidang non akademik. Lanjut pencarian informasi, berproses, dan jadi Caca yang sekarang. Sebutnya juga tak lepas dari doa kedua orang tuanya.
Apalagi, ada sejumlah nama atlet yang diidolakannya, turut memupuk Caca untuk melaju meraih prestasi melalui setiap gerakannya. Di antaranya Coachnya sendiri Rj Dirgantara, kemudian seorang atlet senior tinju yang paling ditakuti di kelasnya, Hanapi. Hingga Andreas, pemain One Pride MMA yang biasa dijuluki speed hunter karena kemampuannya yang sudah tidak diragukan lagi.
Dengan melihat deretan prestasinya, Caca tampak memiliki potensi yang sangat besar dalam mewakili Bumi Etam. Namun Ia tetap tak melupakan jati dirinya sebagai putri asli Kalimantan Timur. Seperti tawaran yang mendatangi Caca untuk berlaga mewakili Papua Barat.
“Sempat pelatih top Papua Barat, Silas Galaxy Ratwembun, melihat potensi saya dan berharap saya bisa berlaga di PON XXI Aceh dan Sumatera Barat 2024 tanpa seleksi,” cerita Caca.
“Tapi untuk bawa nama Sorong, Papua Barat. Sementara saya putri asli Kalimantan Timur, jadi saya lepas,” tambahnya.
Meski tampak bersinar dengan medalinya, mahasiswi semester 5 ini mengaku turut banyak alami kendala. Seperti kurangnya dukungan vitamin dan fasilitas.
“Semoga kedepannya pengurus olahraga Kaltim bisa tergerak hatinya. Dengan melihat prestasi yang diraih para atlet harusnya bisa didukung dari segi fasilitas terbaik dan suplemen tambahan untuk atletnya,” harap Caca. (una/myy).