Berita Kampus

Baru 108 Hari Kerja, Menteri Jakpus BEM KM Unmul Mundur

Suwondo, Menteri Kebijakan Kampus (Jakpus) BEM KM Unmul 2018 yang mengundurkan diri dari jabatannya. (Sumber: Instagram BEM KM Unmul)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Angin pergerakan memang tak selalu sejuk. Ada kalanya tiup-tiup angin seolah hendak mengupas daging, merontokkan tulang, menguliti hati, hingga akhirnya mematikan langkah. Akan tetapi, Suwondo, Menteri Kebijakan Kampus (Jakpus) BEM KM Unmul 2018 bukan jebrol gara-gara itu.

Senin 26 Maret lalu, Suwondo mengajukan pengunduran diri dari jabatannya. Keinginan itu ia sampaikan kepada Wakil Presiden BEM KM Unmul, Muhammad Miftahul Mubarok. Kemudian, dua hari selepas itu, muncul gambar ucapan terima kasih untuk Wondo, sapaan akrabnya, di akun Instagram BEM KM Unmul atas kontribusi selama 108 hari kerja bersama Kabinet Kita Mulawarman.

“Alasan utama saya keluar dari BEM KM adalah keluarga. Kalau ada berkembang alasan yang selain itu, itu cuma rumor,” ucapnya saat ditemui Rabu, (4/4).

Sebagaimana diketahui, ibunda Wondo belum lama ini berpulang setelah sebelumnya sakit. Kenyataan ini membuat Kementerian Jakpus terpaksa pincang selama hampir satu bulan. Tak lama berselang, kondisi kesehatan sang ayah ikut memburuk. Waktu itu Wondo mulai mempertimbangkan keberlanjutannya di BEM KM Unmul. Sebab mau tidak mau, ia harus merawat dan untuk itu waktunya berorganisasi jadi terkuras.

“Waktu itu saya tanyakan kembali apakah perlu ada Plt karena saya belum tahu ibu sembuhnya kapan. Ternyata, seiring berjalannya waktu saya masih bertahan dan berusaha memaksimalkan peran. Saya sempat ikut di pengawalan keamanan dan di pertengahan itu bapak sakit-sakitan. Jadi saya harus bantu beliau buat nutupin kehidupan sehari-hari. Untuk sekarang saya bantu dengan wirausaha,” ungkapnya.

Tak kurang dari seminggu waktu Wondo menimbang-nimbang sampai akhirnya bulat mengundurkan diri. Selama seminggu itu pula ia membuka angkringan bersama teman-temannya sembari menentukan sikap dari beberapa tawaran pekerjaan yang datang. Dan sebelum semuanya makin terbengkalai, ia telah mempersiapkan staf Jakpus untuk menangani program kerja kelak jika ditinggal dirinya, yakni pengawalan isu keamanan dan pemilihan rektor (Pilrek), terlepas dari isu-isu insidental seperti KKN, kebijakan kampus, dan UKT.

Presiden BEM KM Unmul, Rizaldo, kata Wondo sempat kaget meski akhirnya menerima juga keputusannya ini. Kepada Wondo, Rizaldo mengatakan akan segera mencari pengganti dan melakukan reshuffle kabinet. Adapun, saat ini Plt Menteri Jakpus dijabat oleh Mush’ab Al Ma’ruf, yang sebelumnya menjabat Dirjen Jakpus.

Sementara itu, internal Kementerian Jakpus jelas merasa kehilangan. “Mereka sempat ada yang menitikkan air mata karena mungkin merasa baru memulai hubungan yang baik, baru jalan, tiba-tiba ditinggal sama bapaknya. Banyak yang mereka sharing-kan sampai dua hari itu mereka datang terus ke angkringan,” kenang Wondo.

Mundurnya menteri rumpun pergerakan BEM KM Unmul sebenarnya bukan perkara baru. Sebelumnya, di Kabinet Gelora Perbaikan Norman-Bhakti, Menteri Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, Indra Cahya Pramukti pun hengkang dari BEM KM Unmul pada awal April 2017 bertepatan dengan hiruk pikuk jelang KKN karena alasan akademis perkuliahan.

Keluar dari Kepanitiaan Eco Summit

Tak hanya di BEM KM Unmul, Wondo juga melepaskan diri dari kepanitiaan acara Eco Summit BEM FEB, yang mana ia menjabat sebagai ketua panitia. Keputusan itu ia sampaikan langsung di muka para panitia, saat rapat. Jajaran panitia sempat meminta Wondo bertahan, namun ia tolak dengan alasan yang sama.

“Jadi, saya bukan memilih salah satunya. Saya enggak mau ada yang kemudian beranggapan saya keluar dari BEM KM biar fokus di BEM FEB atau kepanitiaan Eco Summit atau sebaliknya, tapi ini memang berkaitan dengan finansial saya,” tegasnya.

Kendati demikian, Wondo mengaku ingin tetap berkontribusi di BEM FEB meski tak
semaksimal dulu. Posisinya di BEM FEB sebagai staf Departemen Hubungan dan Diplomasi Eksternal dirasanya masih bisa dipertahankan sambil jalan. Untuk saat ini, ia ingin fokus berkarier sebagai wiraswasta.

“Karena saya juga sudah semester 6, saya coba mengembangkan ilmu yang saya punya di ekonomi dengan berwirausaha dan kesempatan tawaran kerja. Saya masih menunggu untuk dipanggil. Itu yang akan saya persiapkan setelah ini,” pungkasnya. (aml/els)



Kolom Komentar

Share this article