Berita Kampus

Banjir Surut, Resah Perlahan Menyusut

Beberapa waktu lalu, Samarinda diguyur hujan berturut-turut. Intensitas hujan tinggi, praktis membuat kota ini tergenang seketika. (Sumber foto: regional.kompas.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Beberapa waktu lalu, Samarinda diguyur hujan berturut-turut. Intensitas hujan tinggi, praktis membuat kota ini tergenang seketika. Apalagi, air menggenangi jalan-jalan vital di Samarinda.

Titik-titik banjir yang kerap diwaspadai ketika banjir, seperti Simpang 4 Lembuswana, Sempaja, dan Antasari, lantaran meluas karena Waduk Benanga dibuka.

Sebelumnya, hujan mengguyur Samarinda selama beberapa hari, dengan intensitas tinggi mengakibatkan bendungan mesti dibuka, karena dalam tahap siaga. Titik-titik yang hampir tak pernah banjir akhirnya tergenang juga. Seperti Jalan Gelatik, Pemuda, Cendrawasih, Gatot Subroto dan juga Jalan Mayjend Sutoyo atau lebih dikenal Remaja, tergenang bak sungai ditengah kota.

Apalagi, jika tempat yang dituju terkepung banjir seperti Unmul. Utamanya, keresahan bagi mahasiswa yang tak ingin mandek ditengah genangan banjir kota. Ada yang rela terobos dan mogok, ada pula yang memutar jauh demi hindari kebasahan akibat bencana air ini.

Hal tersebut pun diakui Hari Prabowo, Kepala Bidang Sarana Dinas Perhubungan Samarinda bahwa tak ada titik yang bebas banjir menuju Unmul. Selain itu banjir juga tidak dapat diprediksi. "Misal di daerah Sempaja tidak banjir, tapi Pemuda banjir," ucapnya kepada Sketsa, (13/4).

Mau tak mau, resiko menghadang banjir harus dihadapi. Sebenarnya, menurut Hari bukan salah banjir apabila, semua jalan tertata rapi. Jika, banjir berarti ada yang salah dengan saluran air.

“Kondisi permukaan jalan juga perlu diperhatikan akibat banjir, jalan yang sebelumnya rusak akibat tergerus air jadi semakin besar dan makin dalam, ketutupan air jadi nggak kelihatan, ketabrak, " ujarnya.

Untuk kelancaran lalu lintas, kondisi di Kampus Gunung Kelua tidak ada aturan secara khusus, hanya saja kampus memasang portal di beberapa tempat. “Tapi saya yakin pada saat kondisi semacam itu (banjir), portal tersebut tidak difungsikan," ucapnya.

Sekarang, banjir telah surut. Namun, keresahan akan banjir belum tentu menyusut. Lagi, jika banjir datang langkah apa yang akan dilakukan? (adn/jdj)



Kolom Komentar

Share this article