Atribut Kampanye Paslon 2 Hilang, Satpam Beri Saksian
Baru sehari terpasang, kabar hilangnya beberapa spanduk paslon nomor urut 2 dengan cepat tersebar.

SKETSA - Baru sehari terpasang, kabar hilangnya beberapa spanduk paslon nomor urut 2 dengan cepat tersebar. Di hari yang sama, baliho yang menampilkan kedua pasangan calon Presiden BEM KM ini terlihat sobek. Padahal, sesuai timeline pemira dari DPM KM, kejadian pada (17/11) lalu ini bertepatan satu hari jelang debat kandidat.
Dikonfirmasi Sketsa pada (18/11) dalam agenda Debat Kandidat, Muhamad Miswar Nasir timses paslon 2 mengatakan, hilangnya spanduk kali ini bukanlah yang pertama. “Awalnya hilang di persimpangan FEB, lalu kami klarifikasi ke bagian keamanan, karena dengar-dengar satpam yang cabut,” jelasnya.
Hal ini dibenarkan pihak keamanan. Satpam telah melepas tiga buah spanduk di tiga buah titik, yaitu di depan Dekanat FISIP, persimpangan FEB, lalu di depan Perpustakaan Unmul. Diambilnya spanduk tersebut demi menjaga kebersihan pemandangan, mengingat rata-rata spanduk dipasang di antara pohon-pohon dan dianggap terlihat menganggu.
Dwi Haryanto, salah satu satpam menyebut, seluruh spanduk yang dipasang bukan pada tempatnya, sudah pernah dilepas sebelum akhirnya dipasang kembali, “Itu semua sudah pernah kami lepas, termasuk di pohon-pohon. Agar terlihat tidak semrawut, dan itu juga aturan dari pimpinan” jelasnya.
“Kami sampaikan ke pada pihak keamanan bahwa tempat-tempat yang dipasang adalah lokasi umum untuk pemasangan spanduk, dan katanya sekarang coba ditertibkan agar terlihat tidak kotor dan rapi,” ucap Miswar senada.
Meski sebelumnya pernah kehilangan spanduk, namun kehilangan terbaru ini tak jelas juntrungannya siapa oknum yang mencabut paksa dua spanduk tersebut. Pihak keamanan kampus mengaku tak tahu-menahu. Mereka merasa tidak pernah mengambil spanduk selain di hari itu. Namun, salah seorang satpam yang tengah berjaga di malam itu melihat beberapa orang tengah melepas spanduk.
“Satu orang satpam bilang jam 3 subuh memang ada yang mengambil spanduk, dan ini mereka pasti punya kepentingan” tuding Miswar.
Di hari yang sama, ramai pesan broadcast tersebar di ruang obrolan. Sebuah tulisan berjudul KITA dan Perjuangan, berisi keikhlasan yang ditunjukkan atas kejadian yang terjadi dalam tim paslon ini. Ketika ditanya langkah selanjutnya untuk mengusut siapa oknum tersebut, Miswar mengatakan ia bersama timnya tidak ingin terlalu jauh mencari tahu dan berburuk sangka kepada siapa pun.
Ia juga menambahkan, dengan hilangnya spanduk dan baliho ini membuat tim ini semakin diingatkan tentang makna perjuangan, “Hilangnya spanduk itu malah buat teman-teman semakin bersemangat, bahwa kita sedang berjuang,” tandasnya.
Penelusuran ke Pihak Keamanan Unmul
Malam itu jadwal Chandra untuk melakukan piket jaga. Sekitar pukul 12 malam, ia melakukan patroli dan situasi kampus terbilang aman. Begitu pun dengan spanduk dan baliho yang waktu itu dikataknnya masih terpasang pada tempatnya.
Sekitar pukul 3 dini hari, dari pos jaga Rektorat, ia melihat kurang lebih empat motor yang terus berkeliling seperti sedang melakukan survei. Setelah beberapa kali berputar-putar di sekitar kampus, gerombolan motor itu berhenti di antara persimpangan FEB dan depan dekanat FISIP.
Gelagatnya sempat membuat Chandra merasa heran. Salah satu orang turun dan melepas spanduk, yang merupakan spanduk paslon nomor urut 2.
“Saya sempat heran, ngapain berhenti di situ? Dia lepas salah satu spanduk di sana, kemudian lari kembali ke gerombolannya yang bawa motor,” paparnya.
Chandra tidak dapat melakukan upaya pengejaran lantaran tidak tahu bahwa oknum tersebut mengambil spanduk milik orang lain, “Saya enggak tahu, saya pikir ngambil spanduknya dia sendiri. Lagian enggak ada kesepakatan apa pun untuk mengawasi atribut kampanye,” katanya. (adl/aml)