Berita Kampus

Antusias Farmasi Jalani Pemira Fakultas Daring

Euforia pesta demokrasi di Farmasi.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : Instagram

SKETSA - Euforia pesta demokrasi rupanya juga bergaung di Fakultas Farmasi. Terpantau, mereka turut meramaikan Pemilihan Umum Raya (Pemira) sejak 12 Oktober lalu dengan membuka pendaftaran pasangan calon (paslon) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi (BEM FF) Unmul.

Adapun proses pelaksanaan Pemira sudah cukup jauh berjalan. Dilansir dari laman Instagram @pemira.ff, terhitung sejak Sabtu (14/11) lalu, tahapan pemira telah sampai pada tahap uji kelayakan paslon. Terdapat dua paslon yang telah lolos seleksi berkas, yaitu Fauzan Afandi - Yusri dengan nomor urut 1 serta Adithya Rizky Irawan - Akhmad Ifda Hanip sebagai paslon nomor urut 2.

Saat dihubungi Sketsa pada Selasa (17/11), Ketua Komisi Penyelenggara Pemilu Raya (KPPR) Margaretha Dwi Millenia menuturkan bahwa selama berlangsungnya kegiatan, tidak ada perubahan jadwal sampai saat ini.

"Sejauh ini tahapan-tahapan Pemira dari sosialisasi sampai debat kandidat, uji publik dan uji kelayakan di Pemira Farmasi bejalan sesuai timeline yang sudah diatur dan tidak ada kendala yang berarti," tuturnya.

Berbeda dari pelaksanaan di tahun sebelumnya, sistem sosialisasi yang dilakukan KPPR terkait pelaksanaan Pemira dilaksanakan secara daring. Panitia juga melakukan sosialisasi dengan cara membuat video dan disebarkan ke grup-grup kelas. Mereka berharap, seluruh mahasiswa dapat mengetahui keberlangsungan pemira tahun ini.

"Untuk tahapan sosialisasi pemira kemarin, kami membuat video sosialisasi dan mengirimkannya ke grup-grup angkatan dan kelas. Lalu di malam harinya, kami juga membuka room meeting (Zoom) untuk dilakukan sosialisasi," jelas Margaretha.

Kendati dilaksanakan di tengah pandemi, partisipasi mahasiswa tidak lantas surut. Jika dilihat dari jumlah partisipan saat tahapan-tahapan Pemira dilaksanakan, Margaretha menilai bahwa partisipasi mahasiswa cukup antusias. Ia juga menambahkan bahwa antusiasme terjadi karena mudahnya akses untuk berpartisipasi dalam agenda Pemira.

"Mungkin dikarenakan mudahnya ikut berpartisipasi dalam agenda-agenda tersebut hanya dengan join di room meeting," ungkapnya.

Mengenai mekanisme dan sistem pelaksanaan pemungutan suara, ia mengaku bahwa mereka perlu melakukan penyesuaian terhadap keaadaan serta tetap mengikuti prosedur yang telah dibuat. Margaretha menyebut jika Pemira tahun ini nampaknya tidak bisa melakukan sistem coblos.

“Untuk mekanismenya sendiri menyesuaikan keadaan yang tidak bisa melakukan sistem coblos ya. Untuk sekarang saya, masih belum bisa menjelaskan lebih rinci.”

Ia dan seluruh panitia KPPR berharap agar mahasiswa dapat menggunakan hak suaranya serta ikut memeriahkan perhelatan akbar ini. Selain itu, mereka akan terus memaksimalkan diri agar kegiatan berlangsung lancar tanpa ada kendala hingga penetapan gubernur dan wakil gubernur selesai.

"Harapan dari kami, tentu saja semoga Pemira ini dapat berjalan dengan lancar sampai penetapan hasilnya nanti. Kemudian juga banyak mahasiswa yang menggunakan hak suaranya. Semoga gubernur dan wakil gubernur yang terpilih nanti dapat mengemban amanahnya sampai akhir," tutupnya. (hdt/fzn)



Kolom Komentar

Share this article