Berita Kampus

Alive and On dan Epiphany: Buku Karya Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Karya tulis mahasiswa Ilmu Komunikasi.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA – Dua buah buku yang digagas oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (Ilkom) Unmul pada sebuah kegiatan bernama Asmen Creation Project resmi terbit pada Februari 2021 lalu. Bertajuk “Alive and On” dan “Epiphany”, lahirlah karya antologi yang berkonsepkan inspirasi dan inspiratif.

Ide tersebut diusung oleh Kezia Arum Sary, salah satu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unmul yang kala itu sedang mengajar mata kuliah Asas-asas Manajemen di Prodi Ilkom. Dalam proses yang berlangsung selama kurang lebih lima bulan, kegiatan ini sukses mengharumkan nama universitas dengan karya dari kelas A dan B.

Saat dihubungi awak Sketsa pada Selasa (2/3), Kezia memaparkan bahwa proyek ini dijadikan bahan penilaian Ujian Tengah Semester (UTS) serta pelatihan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan berkomunikasi melalui media tulisan.

“Apalagi mahasiswa Ilmu Komunikasi bukan hanya dituntut kemampuan komunikasi secara lisan tapi juga mampu berkomunikasi secara tertulis. Jadi lebih ke (proses) menanamkan keberanian untuk menulis, kapan pun dan di manapun menjadi sebuah gaya hidup,” tuturnya.

Kisah-kisah inspiratif yang disajikan dalam buku ini ditulis langsung oleh mahasiswa dengan ringan dan sangat sederhana. Walaupun tak semuanya mahir menuangkan pikiran mereka ke dalam sebuah rangkaian tulisan. Hal itulah yang membuat buku antologi ini menjadi spesial daripada yang lain.

“Dapat dilihat, tulisan yang ada dalam buku ini adalah tulisan-tulisan sederhana gitu, simpel. Menyajikan hal yang sehari-hari mereka rasakan terkait manajer di kehidupan mereka. Jadi, implikasinya terhadap mata kuliah ini adalah bagaimana konteks manajemen dilihat dari sudut pandang mereka memandang manajer. Kemudian mereka tuliskan dalam buku ini,” ungkap Kezia.

Ia juga bercerita, dirinya sempat dilanda rasa pesimis terkait apakah karya ini bisa terus berlanjut sampai ke tahap penerbitan atau tidak. Karena baik dirinya maupun mahasiswa belum ada yang memiliki pengalaman menerbitkan buku. Kendati demikian, ia merasa bersyukur atas antusias mahasiswa yang tinggi. Ia berharap, ke depan kegiatan semacam ini tetap bisa berlanjut entah dengan mahasiswa atau kolaborasi dengan prodi lainnya.

Shiba Syahidah, perwakilan mahasiswa yang terlibat langsung dalam proses administrasi penerbitan mengaku mengalami beberapa kendala. Salah satunya, ia cukup kesulitan melakukan koordinasi dengan dua kelas yang berbeda. Mengingat semuanya dilakukan serba daring, tak jarang respons yang didapat lambat dan minim tanggapan.

“Kadang saya harus ambil keputusan sendiri mengingat ketika saya tanyakan ke grup, mereka itu slow response dan minim tanggapan, tapi tentunya yang tidak merugikan,” jelas Shiba, saat dihubungi melalui WhatsApp pada Rabu (3/3).

Meskipun tidak sedikit kendala yang dihadapi, Shiba tetap senang karena dirinya mendapat banyak manfaat dan pengalaman baru pada kegiatan ini. Tak lupa ia juga menyampaikan banyak terima kasih terhadap semua pihak yang terlibat dan mendukungnya dalam proyek kali ini.

“Yang pertama, terima kasih untuk Ibu Kezia yang sudah mengadakan project ini. Apalagi buat kita yang mengurus sampai proses penerbitan yang dalam artian belajar banyak banget tentang bagaimana cara koordinasi yang baik dengan dosen dan penerbit."

"Kemudian, terima kasih juga untuk teman-teman yang sudah melakukan tugasnya masing-masing dengan deadline yang sudah ditentukan. Semoga kita semua tidak pernah berhenti untuk belajar,” tutup Shiba. (nkh/fzn)



Kolom Komentar

Share this article