Berita Kampus

Akreditasi Kedaluwarsa, Bagaimana Nasib Angkatan Tua?

Dekanat FISIP Unmul. (Sumber: kukuh.id)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Tahun 2018 menjadi momok bagi mahasiswa angkatan tua,  terlebih bagi angkatan tahun ajaran 2011. Nyaris memasuki 7 tahun masa studi, tak sedikit dari mereka yang telah memiliki kesibukan lain di luar dunia kampus. Meski begitu, sebagian besar juga tengah berusaha menuntaskan persyaratan akhir perkuliahan, yaitu skripsi. Tak terkecuali bagi beberapa mahasiswa program studi (prodi) Ilmu Komunikasi (Ilkom) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unmul.

Memasuki masa akhir studi, mahasiswa Ilkom kini terlihat memadati ruang seminar. Seolah ‘berlomba’ untuk bisa menuntaskan pendidikan sedini mungkin agar tidak melampaui tenggat waktu yang ditentukan, yakni Juni nanti.

Sketsa berupaya menggali informasi dengan menghubungi Ketua Program Studi (kaprodi) Ilkom, Hairunnisa. Ditemui di ruangannya, ia membenarkan bahwa saat ini prodi yang dinaunginya sedang gencar melakukan dua hal: pengerjaan borang untuk akreditasi serta persiapan proses skripsi mahasiswanya.

Berbicara soal akreditasi, Hairunnisa menambahkan bahwa saat ini akreditasi Ilkom berstatus kedaluwarsa. “Untuk saat ini, Ilkom tidak memiliki akreditasi, karena masa berlakunya habis,” tuturnya saat ditemui (14/2).

Akreditasi yang kedaluwarsa lantas tidak membuat kegiatan Ilkom terhenti. Ia mengatakan bahwa untuk mengajukan seminar proposal dan seminar hasil masih bisa dilakukan. “Saat ini kalau mau mengajukan seminar (proposal dan hasil) masih bisa, namun untuk pendadaran kami stop dulu. Terkecuali mahasiswa tersebut ingin lulus tanpa adanya akreditasi tercantum,” tambahnya.

Ketika ditanya seputar target menuju akreditasi A, wanita yang akrab disapa Bu Nisa ini mengaku belum ada jalan untuk menuju kesana. “Saat ini kami belum memiliki kelengkapan alat yang mumpuni jika ingin mengejar akreditasi A,” ujarnya.

Tak hanya prodi yang tengah memperjuangkan nasib akreditasi, ada juga yang tengah berusaha menuntaskan status sebagai mahasiswa atau mahasiswi. Mereka juga gencar ke sana-kemari mengurus skripsi yang tengah digarap.

Misla Dewi salah satunya. Mahasiswi angkatan 2011 ini turut hilir mudik dalam menyelesaikan skripsi. Menapaki tenggat waktu yang tersisa beberapa bulan lagi, mau tak mau membuat Dewi–sapaan akrabnya—harus bekerja keras jika tidak ingin di drop-out.

Masa studi yang terbilang cukup lama ditempuh Dewi bukanlah tanpa alasan. Berkecimpung dengan pekerjaan, membuatnya harus pandai membagi waktu antara bekerja dengan skripsi perkuliahan. Hal ini yang membuat Dewi memutuskan untuk menuntaskan masa studi lebih lama dibandingkan dengan yang lain.

Menanggapi akreditasi Ilkom, Dewi menilai bahwa akreditasi merupakan suatu hal yang sangat penting. “Akreditasi itu perlu sekali. Terutama untuk menunjang jenis pekerjaan yang seperti saya lakoni, yakni bidang pemerintahan,” paparnya.

Terkait dengan nasibnya yang nyaris di ujung tanduk, Dewi menambahkan bahwa saat ini merupakan saat yang cukup menguras tenaga. Ia harus bolak-balik dari tempat kerja ke kampus guna menyelesaikan skripsinya.

Ia juga mengaku bahwa tekanan kerap ia dapatkan dari beberapa pihak. “Tentu ada (tekanan) karena saya sudah di semester akhir,” ujar mahasiswi yang saat ini menjadi staf administrasi di salah satu rumah sakit Samarinda.

Akreditasi Ilkom yang kedaluwarsa lantas tak membuat Dewi berkecil hati. Ia berujar bahwa saat ini tengah benar-benar menyusun skripsinya hingga akhir namun masih memenuhi persyaratan agar tidak di drop-out.

Terakhir, Dewi berpesan agar akreditasi yang sedang dikejar Ilkom ini agar bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. “Semoga hasil yang didapatkan nanti lebih baik, agar mahasiswa lebih mudah jika ingin mencari pekerjaan,” tutupnya. (omi/rrd/sut/tia/adl)



Kolom Komentar

Share this article