Terpilih Aklamasi, Berharap BEM FISIP Bangkit
Setelah satu tahun lebih vakum beraktivitas, tahun ini BEM FISIP mulai kembali berbenah.
- 21 Oct 2016
- Komentar
- 3097 Kali
SKETSA-Setelah satu tahun lebih vakum beraktivitas, tahun ini BEM FISIP mulai kembali berbenah. Pelaksanaan Pemilu Raya (Pemira) yang dilaksanakan Badan Pelaksana Pemilu Raya (BPPR) FISIP menetapkan Nur Hariyani dan Rahman Dwi Saputra sebagai Presiden dan Wakil Presiden BEM FISIP untuk satu periode ke depan.
Ditemui Sketsa, Nur Hariyati yang terpilih menjadi presiden BEM FISIP secara aklamasi memaparkan pandangannya terkait BEM FISIP dalam beberapa periode terdahulu. Baginya, perlu ada revitalisasi setelah vakumnya BEM FISIP. Hal inilah yang menjadi alasan dia maju menjadi presiden BEM FISIP.
“Kami tidak muluk-muluk. Karena BEM FISIP ini terhitung vakum sudah kurang lebih satu setengah tahun, dan banyaknya kursi kementerian yang kosong sebelum berakhirnya kepengurusan di periode Jifran sebagai presiden BEM FISIP terdahulu, jadi kami menginginkan adanya revitalisasi di dalam internal BEM FISIP ini,” papar Nur Hariyati.
Baginya, hal terpenting yang harus dikerjakan sekarang adalah meningkatkan partisipasi politik mahasiswa FISIP, sehingga prioritas BEM yang ia kelola satu tahun ke depan akan diarahkan ke sektor tersebut. “Fokus kami paling utama meningkatkan partisipasi mahasiswa FISIP dulu,” sambung dia.
Mahasiswi Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional angkatan 2014 ini sekarang lebih memilih fokus pada pembentukan kabinet dan perencanaan program kerja. Pihaknya juga mulai memperkenalkan BEM FISIP kepada mahasiswa dengan berkunjung ke beberapa pengkaderan himpunan.
Visi-Misi utama juga sudah mereka gagas untuk setahun periode menjabat. “Visi kami mewujudkan FISIP Inklusif (integritas, kreatif, solutif, inspiratif). Misi kami adalah merevitalisasi dan mengoptimalkan peran dan fungsi BEM. Juga akan berfokus ke pengabdian pada masyarakat karena FISIP ini adalah kampus sosial,” paparnya.
Namun, penetapan Surat Keputusan (SK) yang baru keluar pada Januari 2017 membuat pihaknya masih belum bisa leluasa dalam bergerak. “Januari SK kami keluar dari fakultas. Sekarang sampai Desember ini kami memilih fokus pada pembentukan kabinet dan perencanaan program kerja,” sebutnya.
Ketika disinggung minimnya jumlah partisipan mahasiswa dalam berpolitik memperebutkan kursi BEM FISIP, dirinya tak menampik hal itu. “Lucu juga kita kampus politik, tapi saat ada kesempatan berpolitik tak ada yang mau maju berpolitik di tingkat fakultas,” tanggapnya.
Lebih menarik lagi, penyelenggaraan Pemira di FISIP telah diundur sebanyak tiga kali, terhitung sejak Mei hingga Oktober 2016. Namun juga tetap tak ada bakal calon tambahan yang mendaftar. “Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami agar membangkitkan kembali euphoria politik kampus,” lanjutnya.
Senada dengan Hariyati, Rahman Dwi Saputra selaku wakil presiden BEM FISIP terpilih juga mengutarakan pandangannya terhadap partisipasi mahasiswa terhadap politik kampus kekinian. “Kalau lihat situasi sekarang sangat miris. Tapi kita juga tidak bisa memaksakan karena minimnya euphoria BEM beberapa tahun kebelakang,” tambah Rahman.
Hariyati berpesan kepada mahasiswa FISIP agar lebih peduli terhadap organisasi. “Pesan saya, laboratorium kita adalah organisasi, maka pergunakanlah laboratorium itu dengan sebaik mungkin dan membesarkan BEM FISIP ke depannya,” akhirnya. (dan/im)