Lifestyle

Risiko di Balik Fitur Dark Mode yang Lagi Tren

Bahaya Dark Mode

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Suti

SKETSA – Mendekati penghujung tahun lalu, sejumlah pengembang aplikasi ponsel pintar baik Android maupun iOS mulai keranjingan merilis fitur dark mode.

Mulai dari Instagram, YouTube, Facebook, hingga WhatsApp adalah sederet aplikasi yang kini bisa dinikmati fitur dark mode-nya. Selain itu beberapa perangkat juga sudah menyediakan fitur dark mode pada pembaruan sistem operasinya.

Mulai menjamurnya aplikasi yang menggunakan fitur ini dikarenakan minat masyarakat yang beranggapan bahwa dark mode dinilai lebih elegan dan tidak membuat mata cepat lelah.

Tren penggunaan dark mode ini juga disambut baik oleh beberapa pengguna ponsel pintar. Termasuk juga sebagian mahasiswa, Roofy Prayogi adalah salah satu pengguna fitur dark mode ini. Menurutnya fitur dark mode sangat nyaman digunakan dan minimalis.

"Pemakaian fitur dark mode cukup nyaman karena tidak menyilaukan mata. Selain itu juga bisa menghemat penggunaan baterai,” tutur mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi ini. Bahkan ia berharap semua aplikasi kelak dilengkapi dengan fitur dark mode.

Namun, benarkah demikian? Meski dinilai tidak membuat mata cepat lelah karena tidak terlalu terang, namun nyatanya dark mode memiliki beberapa catatan tertentu.

Dilansir dari cnnindonesia.com, iFixit menyebut konsumsi baterai yang dihemat perangkat Android dengan mode gelap bisa sampai 63 persen. Wired juga menyebutkan bahwa penghematan ini baru bisa terjadi jika layar yang ditampilkan benar-benar berwarna hitam legam, bukan abu-abu gelap seperti pada beberapa tipe ponsel.

Di samping banyaknya kelebihan yang ditawarkan oleh aplikasi berfitur dark mode, beberapa hal di bawah ini juga bisa menjadi pertimbangan sebelum kamu mengaktifkannya.

1. Menurunkan Produktivitas Pengguna

Gaya hidup manusia yang cenderung beraktivitas di siang hari menjadikan kinerja otak lebih mendukung untuk melihat citra gelap yang ditampilkan di atas citra terang. Dengan menggunakan teks hitam di atas putih atau polaritas positif dalam mode terang, kita akan lebih mudah fokus pada tulisan, yang berdampak pada mudahnya kita mengidentifikasi huruf dan juga membaca dengan lebih cepat.

Sebaliknya, menggunakan dark mode hanya akan membuat kita kesulitan untuk fokus pada tulisan yang ditampilkan sehingga kemampuan kita untuk memahami isi tulisan tersebut juga berkurang.

2. Ketegangan Mata yang Serius

Teks hitam pada layar putih sebenarnya membantu mata kita untuk bekerja dengan efektif, karena iris mata tidak perlu terbuka dengan lebar untuk menyerap cahaya. Pupil pun akan menyempit sehingga membantu kita untuk fokus pada teks yang ditampilkan. Hal sebaliknya justru terjadi ketika kita membaca teks putih pada layar hitam.

Ketika kita membaca teks dengan dark mode, cahaya yang diterima oleh mata kita akan jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan light mode. Karena cahaya yang diterima hanya sedikit, iris mata kita perlu terbuka dengan lebar dan bekerja dengan lebih keras untuk menyerap cahaya.

Hal inilah yang menjadikan dark mode dapat menyebabkan mata kita mengalami ketegangan yang serius. Alasan yang sama juga menjadikan dark mode justru menyulitkan penderita agtigmatisme atau mata silinder untuk membaca teks dalam mode gelap.

3. Lebih Sensitif Terhadap Cahaya Terang

Ketika kita terus-terusan menggunakan dark mode mata kita akan beradaptasi dengan kondisi yang minim cahaya. Kondisi tersebut menjadikan mata kita menjadi lebih sensitif terhadap cahaya terang sehingga rasa tidak nyaman akan muncul ketika kita melihat pada layar terang.

Nah, kamu tim mana nih original mode atau dark mode? (sut/jen/wil)



Kolom Komentar

Share this article