Lifestyle

Ibu dan Jarak Tanah Rantau

Jarak bukan alasan untuk tidak mengungkapkan rasa sayang kepada ibu. (Sumber foto: Hipwee.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA  Ada banyak cara yang dilakukan oleh seorang anak untuk menunjukkan bentuk rasa sayangnya kepada ibu. Mereka bisa memberikan hadiah atau sekadar meluangkan waktu khusus di Hari Ibu ini untuk ibu. Namun, mungkin sudah jadi nasib mahasiswa rantauan harus menikmati Hari Ibu meski jauh dari rumah.

Ini yang tengah dirasakan Muhammad Fakhrurozi atau dipanggil Rozi, mahasiswa Fakultas Kehutanan 2012. Rozi tidak memiliki kesempatan untuk menikmati momen spesial bersama ibunya. Tanah rantau telah membentangkan jarak yang tak bisa dipangkas antara Jawa dan Kalimantan.

Bagi Rozi, Hari Ibu bukan sekadar momen yang diperingati setiap tahun pada tanggal 22 Desember saja. Justru itu pengabdian seorang anak kepada orangtua terhitung sepanjang masa, sejak lahir hingga ia meninggal. Karena ibu sangat berharga bagi setia anak, ia serupa madrasah yang mendidik ajaran baik.

“Perilaku seorang anak itu tergantung dari bagaimana orangtua mendidiknya seperti apa,” katanya.

Berada jauh dari ibu, menjadikan Rozi hampir setiap hari bertukar kabar. Entah sekadar mengobrol, diskusi soal agama, pendidikan, atau bahkan soal keluarga kepada ibunya. Jarak, dijamin Rozi, tidak menjadi alasan baginya untuk tidak menghubungi sang ibu.

“Alhamdulilllah, komunikasi tetap intens walau jarak dengan ibu jauh, ibu ada di Jawa Barat,” ujarnya.

“Namanya merantau rindu dan kangen sama ibu itu pasti. Tapi, yang namanya orangtua selalu berpesan ketika kamu jauh dari orangtua itu jangan tinggalkan salat, jangan lupa berbuat baik kepada siapapun. Walaupun sejauh apa pun itu, kontak batin antara anak dan orangtua itu pasti ada,” ungkap Rozi.

Segalanya untuk Ibu

Berada jauh dari ibu bisa sangat menyadarkanmu akan berharganya beliau saat dia ada begitu dekat. Begitu mudah untuk dipeluk. Tetapi, di tanah rantau rindu adalah sesuatu yang terpelihara.

Riska Putri Patila Sau atau biasa dipanggil Riska selalu menyempatkan diri untuk menghubungi ibunya lewat telepon setiap malam. Tak peduli walau hanya lima menit dan di tengah-tengah kesibukannya menyusun laporan, ia tetap ingin mengirim sayang kepada ibunya.

Pada momen spesial Hari Ibu, Riska memunyai satu ritual rutin yang selalu ia lakukan bersama kakaknya yaitu memberikan bunga kepada sang ibu. Namun, kali ini ritual itu tidak terlaksana oleh sebab terhalang jarak. Riska kuliah di Fakultas Farmasi, sedang abangnya bekerja di Bali.

Kendati begitu, wanita yang juga aktif di Klinik Jalanan dan Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) itu mengatakan, ia memiliki prinsip dalam melakukan sesuatu hal selalu ditujukan karena ibu.

“Aku kuliah jauh-jauh di luar, tapi tetap bisa banggain mama dengan prestasi, walaupun bukan prestasi non-akademik,” ucapnya kepada Sketsa.

Sebagai seorang calon ibu di masa depan, Riska memiliki harapan agar para wanita menjadi ibu yang luar biasa. Jadi ibu yang hebat, kemudian menjadikan anak-anaknya kelak seseorang yang lebih hebat dari diri ibunya. (rrd/wal)



Kolom Komentar

Share this article