Lifestyle

Hustle Culture: Kerja Keras Berujung Petaka

Hustle Culture

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Pinterest

SKETSA – Ketika mencapai usia dewasa, pekerjaan adalah suatu hal yang penting dan harus dicari demi berbagai tujuan. Utamanya, bekerja adalah cara kita untuk mendapatkan penghasilan. Apapun pekerjaannya, penghasilan yang didapatkan akan setara dengan kerja keras kita selama bekerja.

Inilah yang menciptakan budaya hustle culture, atau yang biasa disebut ‘budaya gila kerja’. Budaya ini menggambarkan keadaan di mana seseorang terobsesi untuk bekerja keras. Selain itu, orang yang termasuk dalam kategori ini biasanya selalu ingin terlihat bekerja terus menerus. Baik dengan alasan ingin sukses ataupun ingin mempunyai banyak penghasilan.

Budaya ini merupakan gaya hidup dengan sebuah kondisi, saat seseorang hanya memikirkan pekerjaannya kapan pun dan di manapun. Mereka yang menyukai budaya ini akan merasa puas dengan selalu bekerja. Kegiatan yang diisi dengan kesibukan bekerja terkadang membuat mereka sendiri bangga, sebab telah menghabiskan tenaga untuk memprioritaskan pekerjaannya.

Walaupun budaya ini membawakan hasil yang memuaskan, belum tentu selamanya akan sepadan, loh. Tidak jarang, orang-orang yang terjerumus pada budaya ini kemudian membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang menurutnya lebih sukses. Rasa bersalah yang berubah menjadi rasa iri, datang memengaruhi diri untuk bekerja lebih keras lagi tanpa memikirkan kondisi tubuh.

Jika kita gali lebih dalam, perilaku hustling mewajibkan seseorang untuk bekerja tanpa henti secara terus menerus untuk memenuhi tuntutan korporasi, ambisi diri sendiri serta untuk menempatkan posisi martabat agar bisa dipandang. Jika kamu menyadarinya, ini akan membuatmu mendapatkan gelar baru sebagai budak korporat.

Harus diketahui bahwa hustle culture membawa kita harus melakukan segala hal dengan sempurna. Lifestyle ini tentunya bisa memunculkan banyak dampak negatif dan hidup menjadi tidak seimbang dengan aspek yang lain. Banyak cerita di mana mereka yang menjalani gaya hidup ini menjadi lupa untuk memanjakan diri, lupa dengan keluarga, bahkan lupa dengan kesehatan fisiknya sendiri.

Ada beberapa hal yang menjadikan hustle culture ini membawa dampak negatif. Pertama, budaya ini memaksa kita untuk multitasking yang nantinya akan berpengaruh pada kualitas hasil dari yang telah dikerjakan. 

Kedua, mereka yang termasuk penggiat kerja tidak kenal waktu akan memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan. Seperti terkena hipertensi, serangan jantung, infeksi kronis, permasalahan dengan metabolisme, kurang tidur, anxiety dan bahkan terkena depresi.

Semoga rangkuman ini dapat membuka pandanganmu dari sisi positif dan negatif terhadap budaya hustle culture. Apapun yang berlebihan memang tidak akan efektif, termasuk bekerja. Segala hal bisa menjadi toxic jika tidak ada kontrol diri terhadap sesuatu yang kita lakukan. Bekerjalah sesuai kemampuanmu dan selalu utamakan kesehatanmu, ya! (cal/wps/fzn)



Kolom Komentar

Share this article