Lifestyle

Fluktuasi Rupiah Jelang Lebaran, Perlukah Khawatir?

Ilustrasi (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Bulan suci Ramadan akan segera berakhir. Berganti dengan kemenangan dalam hari raya Lebaran yang tinggal menghitung hari. Menyambut momen ini, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Entah untuk membeli baju baru atau untuk membeli bahan makanan yang akan disajikan saat tamu dan rekan bertandang. Padahal, saat ini terjadi fluktuasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), menyebabkan sejumlah dampak yang dirasakan masyarakat. Di antaranya mempengaruhi daya beli di pasaran serta meningkatnya harga jual barang pokok.

Penyebab Fluktuasi Rupiah terhadap Dolar AS

Pada Rabu (23/5), rupiah menyentuh angka 14.200 per dolar AS. Dikutip dari laman m.liputan6.com, dolar AS menguat pada perdagangan karena didorong oleh optimisme pelaku pasar akan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS. Keyakinan tersebut karena data-data ekonomi AS menunjukkan perbaikan. Hal ini mendorong beberapa harga bahan pokok naik, dan menyebabkan penurunan daya beli.

Beberapa hari kemudian, tepatnya Senin (4/6), nilai rupiah menguat dengan angka 13.860 per dolar AS. Dolar AS merosot terhadap banyak mata uang utama karena adanya ketidakpastian atas pertemuan antara AS dan Korea Utara pada pekan ini. Namun, hal ini tidak berlangsung lama, dengan kembali melemahnya rupiah dengan angka 13.887 per dolar AS pada Jumat (8/6). Rupiah terus tertekan sepanjang momen Ramadan ini. Setelah mengalami tekanan yang cukup dalam sejak awal pekan, kini dolar AS menguat tipis pada perdagangan.

Perlukah Kita Khawatir?

Kenaikan harga bahan makanan pokok adalah salah satu dampak yang paling di khawatirkan. Dikutip dari bbc.com pada Sabtu (9/6), beberapa bahan kebutuhan pokok diambil dari impor. Biaya impor akan menjadikan banyak bahan pokok seperti garam, gula, beras dan daging sapi menjadi mahal karena memiliki komponen impor yang cukup besar. Misalnya seperti bawang putih yang memiliki angka impor sebesar 85%, sedangkan untuk mengirim barang impor memerlukan dolar untuk membayar biaya akomodasi kapal asing.

Dilansir dari m.liputan6.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah bersama-sama Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga mata uang rupiah sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan fluktuasi yang menyerang rupiah.

Bank Indonesia juga mengimbau agar masyarakat tidak khawatir dengan fluktuasi rupiah menjelang Lebaran, karena fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Mereka menegaskan pemerintah harus menjamin distribusi sembako agar pelemahan nilai tukar tidak berdampak masif. Maka, selama pasokan terjaga dengan baik, pelaku ekonomi diharapkan menjaga situasi kondusif agar tidak memberikan dampak negatif terhadap konsumen. Meskipun pelemahan rupiah kali ini akan berlangsung lama, namun berbagai event besar yang akan dilangsungkan di Indonesia seperti Asian Games dirasa dapat mendongkrak nilai tukar rupiah. (len/adl)



Kolom Komentar

Share this article