Berita Kampus

Pilrek Ditunda, Presiden BEM FISIP Sebut Kemenristekdikti Tak Serius

Andi Muhammad Akbar, Presiden BEM FISIP Unmul. (Sumber: Instagram Andi Muhammad Akbar)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - 8 Agustus lalu, Kemenristekdikti menyurati Unmul untuk menunda jadwal pilrek dengan dalih belum rampungnya penelusuran rekam jejak para calrek. Surat bernomor 3447/A.A2/KP/2018 itu ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Prof. Ainun Na'im.

Penundaan ini sontak menuai reaksi dari para pimpinan BEM fakultas. Presiden BEM FISIP Andi Muhammad Akbar bahkan menunding Kemenristekdikti kurang persiapan. Alasan yang disodorkan pun menurutnya tak bisa diterima.

"Padahal, panitia pilrek sudah menentukan jadwal yang kami rasa dalam menentukannya sudah berkoordinasi juga dengan pihak Kemenristekdikti," kata Akbar.

"Bahkan, alasan penundaan yang mengatakan bahwa ingin mempejari rekam jejak calon yang ada, menurut kami kurang mendasar. Karena penentuan tiga calon rektor sudah dilakukan jauh-jauh hari bahkan sudah lebih satu bulan begitupun juga penyampaian berkas calon rektor yang ada. Tentunya waktu tersebut sudah cukup jikalau memang benar-benar berserius untuk menggarap hal tersebut," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, Kemenristekdikti punya jatah 35 persen dari total keseluruhan suara dalam pilrek. Akbar berharap alasan penundaan tak mengandung unsur politis. Mahasiswa Pembangunan Sosial ini juga meminta kepada panitia pilrek untuk punya taji, tak segan memberi tenggat waktu kepada Kemenristekdikti.

"Kami berharap panitia pilrek berani memberi waktu kepada Kemenristekdikti kapan kepastian pemilihan rektor bisa dilaksanakan. Jangan sampai berlarut-larut. Selama ini universitas terlalu tunduk kepada setiap kebijakan Kemenristekdikti sehingga ujung-ujungnya merugikan kampus serta civitas akademica itu sendiri," pungkasnya.

Sementara itu, nada yang sama juga dilontarkan Gubernur BEM FEB Freijae Rakasiwi. Ia kecewa sebab informasi kepada publik Unmul tentang pilrek tak transparan.

"Penundaan ini jelas membuat kita lama mendapatkan rektor terpilih. Ini juga penundaan yang kedua kalinya (setelah penundaan Rapat Senat Terbuka). Jelas ini menjadi tamparan keras buat panitia dan mengajak pihak Kemenristekdikti dan Senat Universitas yang punya suara dalam pilrek untuk terjun langsung ke lapangan menyerap aspirasi dari elemen dosen dan mahasiswa," ujarnya. (aml/wil)



Kolom Komentar

Share this article